KONSEP PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNANETRA DI SURABAYA (APLIKASI SOCIAL COGNITIVE THEORY)

Fenomena perilaku seksual pada remaja tunanetra seperti pacaran, telah mengalami banyak pergeseran nilai dan penyimpangan-penyimpangan karena disertai dengan aktivitas perilaku seksual yang dapat memberikan resiko pada remaja tunanetra. Banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana perilaku seksual itu terbentuk pada remaja tunanetra. Secara keseluruhan dipengaruhi oleh reaksi hubungan dari ketiga faktor personal, lingkungan dan faktor yang mendukung, Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep perilaku seksual pada remaja tunanetra di YPAB Surabaya berdasarkan pada aplikasi social cognitive theory. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta, Gebang Putih, Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada 5 informan utama dan 12 informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan informan remaja tunanetra mengenai perilaku seksual masih rendah, self-efficacy pada remaja tunanetra mengenai perilaku seksual dibentuk dari pengalaman sebelumnya, pengalaman perwakilan, persuasi sosial dan emosional. Terdapat Collective-efficacy yang dianut oleh kelompok remaja tunanetra, Observasional learning dari remaja tunanetra yaitu dengan pendengaran (audiotori) dan perabaan. Normative belief merupakan salah satu behavioral skill sebagai control diri dan Social Support dibentuk dari dukungan keluarga, teman sebaya dan lingkungan sekolah Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa masing-masing komponen faktor didalam social cognitive theory saling mempengaruhi dan terbentuknya perilaku seksual merupakan interaksi dari keseluruhan faktor didalam teori SCT