PENYIMPANAN PROTOKOL NOTARIS YANG TELAH BERUMUR 25 TAHUN SECARA DIGITAL

Menyimpan dan memelihara segala dokumen adalah salah satu tanggung jawab notaris termasuk menyimpan diantaranya kumpulan akta otentik dan berbagai dokumen lainnya dikenal dengan protokol notaris. Protokol notaris sebagai kumpulan dokumen harus selalu disimpan dan dipelihara dalam keadaan apapun meskipun notaris pemilik protokol tengah cuti maupun meninggal dunia. Notaris mempunyai jangka waktu dalam melakukan kewajibannya dalam menyimpan dan memelihara protokol notaris yaitu hingga umur 65 tahun, maka akan berpengaruh terhadap penyimpanan protokol notaris. Protokol notaris yang telah disimpan tersebut bisa saja dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh umur kertas sehingga dapat memudar bahkan rusak termakan oleh rayap ataupun hilang karena terkena bencana alam yang terjadi di daerah tempat kantor notaris. Atas dasar tersebut maka tesis ini menjabarkan apakah penyimpanan protokol notaris diperbolehkan secara digital. Tesis ini memfokuskan pada penyimpanan protokol notaris, apabila disimpan dalam bentuk kertas akan mudah rusak ataupun hilang karena bencana alam. Oleh karena itu, tidak lepas kaitannya mengenai penyimpanan protokol dapat dilakukan secara digital mengikuti perkembangan dunia digital saat ini. Tesis ini menggunakan tipe yuridis normatif, dimana pengolahan bahan hukum dilakukan secara studi pustaka. Hasil yang didapat dari tesis ini adalah bahwa penyimpanan protokol notaris tidak dapat dilakukan secara digital, setelah dikaji dengan perundang-undang yang berlaku di Indonesia