EFEKTIVITAS MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PERILAKU GOSOK GIGI SISWA TUNARUNGU

Anak tunarungu mempunyai status kesehatan gigi dan mulut yang rendah. Hal ini dapat disebabkan karena informasi tentang kesehatan gigi dan mulut yang kurang. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada siswa di sekolah belum pernah diberikan. Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa media akan memudahkan siswa memahami pelajaran karena siswa tunarungu mempunyai gangguan dalam pendengaran sehingga mereka mengalami hambatan dalam pemrosesan terhadap informasi. Media yang dipergunakan untuk pendidikan kesehatan gigi dan mulut yaitu buku cerita bergambar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas media buku cerita bergambar dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut terhadap perilaku gosok gigi pada siswa tunarungu SDLB-B Karya Mulia I Surabaya. Metodologi Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen. Rancangan non randomized pretest-posttest control grup. Kelompok eksperimen diberi pendidikan kesehatan gigi dan mulut menggunakan media buku cerita bergambar dengan pendampingan selama 60 menit setiap hari, selama enam hari berturut-turut. Kelompok kontrol diberi pendidikan kesehatan gigi dan mulut menggunakan ceramah dengan bahasa isyarat. Pretes dan postes dilakukan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan gosok gigi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan yang bermakna pada pengetahuan responden. Tidak ada perbedaan sikap responden sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Terdapat peningkatan yang bermakna pada tindakan gosok gigi responden sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Terdapat perbedaan yang bermakna pada kebersihan gigi dan mulut responden sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Kesimpulan dari hasil penelitian ini buku cerita bergambar efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan tindakan gosok gigi siswa tunarungu. Terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kebersihan gigi mulut siswa tunarungu sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Tidak terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah intervensi