HUBUNGAN KEMAMPUAN KOPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

Penderita yang mengalami penyakit ginjal kronik akan dilakukan terapi hemodialisa. Terapi tersebut menimbulkan kecemasan dan akan menimbulkan berbagai tanggapan atau reaksi (koping). Kemampuan koping yang dilakukan adalah adaptif dan maladaptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kemampuan koping pasien dengan tingkat kecemasan pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ibnu Sina Gresik. Metode penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hemodialisa di RSUD Ibnu Sina Gresik. Teknik dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan jumlah 60 responden. Instrument penelitian berupa kuisioner skala HARS dan Likert. Data kemudian diolah dengan proses Editing, Coding, Skoring, Tabulating, Prosentase, dan dianalisa dengan menggunakan uji spearman. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang mengalami kecemasan ringan dengan menggunakan koping adaptif sebanyak 26 responden (43,3%) dan yang menggunakan koping maladaptif sebanyak 19 reponden (31,7%). Sebagian kecil responden yang mengalami kecemasan sedang menggunakan koping adaptif sebanyak 5 orang (8,3%) dan sebagian kecil menggunakan koping maladaptif sebanyak 2 responden (3,3%). Hasil analisis menggunakan uji Spearman didapatkan ρvalue= 0,204 >α 0,05. sehingga tidak ada hubungan kemampuan koping dengan tingkat kecemasan pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Untuk itu dukungan keluarga dan lingkungan sekitar serta semangat dan pikiran-pikiran positif pada pasien penyakit ginjal kronik diharapkan mampu meningkatkan kemampuan koping dan menurunkan tingkat kecemasan pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialis