PENYEBAB KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL (Studi Pada Wilayah Kerja Puskesmas Tembok Dukuh Surabaya)

Kematian ibu masih menjadi perhatian dunia terutama dalam bidang kesehatan. Salah satu target SDG’s adalah rasio kematian maternal global kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Indonesia merupakan negara berkembang dengan kasus kematian ibu yang masih tinggi. Kematian ibu tertinggi di Jawa Timur terdapat di kota Surabaya. Salah satu penyebabnya adalah preeklampsia. Menurut H.L.Blum terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan individu. Empat faktor tersebut yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis penyebab timbulnya kejadian preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tembok Dukuh Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik wawancara mendalam. Informan utama penelitian ini adalah ibu yang di diagnosa preeklampsia ketika hamil dan telah melahirkan pada kurun waktu Oktober 2017 - Maret 2018. Informan diambil dari populasi menggunakan teknik Purposive Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik informan, kondisi lingkungan, perilaku ibu dan pelayanan kesehatan. Karakteristik informan berusia antara 20-35 tahun dengan mayoritas terjadi pada kehamilan pertama. Faktor lingkungan internal informan diprediksi menjadi penyebab preeklampsia. Selain itu perilaku untuk kunjungan antenatal care, pola dan proporsi makan saat hamil juga menjadi penyebab preeklampsia. Hal lain yang dapat mengantisipasi kejadian preeklampsia adalah dukungan keluarga, serta perilaku ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil. Sedangkan pelayanan kesehatan merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil. Kesimpulan penelitian ini adalah penyebab preeklampsia pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Tembok Dukuh Kota Surabaya adalah kondisi lingkungan internal dan perilaku ibu. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mengkaji ulang intensitas pengadaan kelas ibu hamil, membuat media visual maupun audio visual tentang preeklampsia, mengoptimalkan kelas ibu hamil dan senam hamil minimal satu bulan sekali, meningkatkan pemahaman kader seputar ibu hamil