HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DAN DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI JOMBANG

Guru SLB adalah salah satu pekerjaan yang dapat menyebabkan stres karena mengajar Anak Berkebutuhan Khusus membutuhkan kesabaran, perhatian, dan keterampilan khusus yang lebih daripada guru di sekolah biasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan variabel beban kerja mental dan variabel dukungan sosial rekan kerja pada guru SLB di Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 33 guru dari SLB X, SLB Y, SLB Z. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner SWAT untuk mengukur beban kerja mental, kuesioner Coworker Support Scale untuk mengukur dukungan sosial rekan kerja, dan kuesioner NUT Stress Survey untuk mengukur stres kerja pada guru SLB di Jombang. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup antara beban kerja mental dengan stres kerja (p value = 0,049 dan r = 0,360). Selain itu, juga terdapat hubungan yang cukup antara dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja (p value = 0,012, r = 0,431). Kesimpulannya, guru SLB di Jombang memiliki stres kerja dalam tingkat yang ringan. Beban kerja mental dan dukungan sosial rekan kerja menjadi faktor yang berhubungan dengan terjadinya stres kerja pada guru SLB di Jombang. Sebaiknya pihak sekolah melakukan upaya untuk mencegah tingkat stres kerja menjadi lebih tinggi yaitu dengan cara merekrut guru SLB tambahan, menyesuaikan keahlian guru SLB dengan ketunaan ABK, dan membekali guru SLB dengan keterampilan mendidik ABK dengan metode yang tepat, khususnya bagi guru SLB yang lulus dari jurusan Non Pendidikan Luar Biasa