HUBUNGAN PERILAKU SEKS DAN IVA PADA SKRINING KANKERSERVIKS DI PUSKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA

Kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian wanita peringkat pertama di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian kanker serviks, salah satu faktornya adalah faktor ginekologis yang berhubungan dengan perilaku seksual. Kanker serviks tanpa disertai dengan gejala, namun gejala terdeteksi jika penderita sudah berada di tahap stadium lanjut. Dalam perjalanan penyakit kanker serviks dapat ditemukan pada tahap pra kanker dengan metode skrining. Untuk skrining kanker serviks dengan memakai asam cuka 3-5% yang dioleskan ke permukaan epitel serviks dan ditunggu hingga 60 detik maka akan dapat menunjukkan perubahan abnormal atau adanya kelainan epitel serviks dengan asam cuka dan jaringan berubah menjadi warna putih (acetowhite). Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yaitu sebanyak 45 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Sampling dilakukan dengan non random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku seks wanita usia subur, sedangkan variabel dependennya adalah IVA pada skrining kanker serviks. Untuk mengetahui hubungan signifikan, data yang terkumpul akan diuji dengan uji statistik Rank Spearmen pada tingkat signifakansi 0,05. Hasil : Hasil penelitian di dapatkan bahwa usia pertama kali melakukan hubungan seksual, jumlah pasangan seksual, dan jumlah pasangan seksual dari patner seks tidak memiliki hubungan signifikan dengan IVA pada skrining kanker serviks. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara usia pertama kali melakukan hubungan seksual, jumlah pasangan seksual, serta jumlah pasangan seksual dari partner seks dan IVA pada skrining kanker serviks. Dalam penelitian ini, banyaknya hasil pemeriksaan IVA (+) kemungkin ada faktor lain selain pelayanan patologik misalnya sebelum melakukan pemeriksaan IVA responden melakukan hubungan seks