HUBUNGAN LAMA PERNIKAHAN SAMPAI HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA PRIMIGRAVIDA DI RSUD DR M SOEWANDHIE SURABAYA

Di negara berkembang salah satu penyebab terbesar kematian wanita karena kehamilan disebabkan karena preeklampsia. Preeklampsia sendiri ialah gangguan multi sistem organ yang belum diketahui penyebabnya dan ditandai dengan hipertensi yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan diikuti salah satu atau lebih kerusakan organ. Angka kejadian preeklampsia di RSUD Dr. M. Soewandhie dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Banyak teori yang menyatakan penyebab preeklampsia, salah satunya adalah Intoleransi immunologi antara ibu dan janin. Teori sistem imun yang terjadi pada kejadian preeklampsia banyak dialami saat kehamilan pertama karena terjadi bloking antibodis terhadap antigen plasenta. Sehingga kurangnya pajanan sperma pada primigravida atau lebih cepat wanita hamil antara paparan sperma pertama kali dengan masa konsepsi menyebabkan preeklampsia Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lama pernikahan sampai hamil dengan kejadian preeklampsia pada primigravida di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang bersalin pada bulan Januari - Juni 2017 sebanyak 127 responden untuk kelompok kasus (ibu preeklampsia) dan 492 responden untuk kelompok kontrol (ibu tidak preeklampsia). Sampel yang diambil untuk kelompok kasus dan kontrol menggunakan perbandingan 1:2. Setelah dilakukan pengambilan data menggunakan data register ibu bersalin dan rekam medik didapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 33 responden untuk kelompok kasus dan 66 responden untuk kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel pada kelompok kasus menggunakan total sampling dan systematic random sampling untuk kelompok kontrol dengan cara dipilih secara acak. Variabel independen dalam penelitian ini adalah lama pernikahan sampai hamil dan variabel dependennya adalah kejadian preeklampsia. Untuk mengetahui tingkat signifikan, data yang terkumpul diuji menggunakan Chi-square (χ2) dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa lama pernikahan sampai hamil baik kelompok kasus dan kontrol adalah 0-4 bulan, sebanyak 13 responden (39,4%) dari kelompok preeklampsia dan 51 responden (77,3%) dari kelompok tidak preeklampsia Setelah dilakukan uji Chi-square diperoleh nilai p=0,001 (p≤0,05) dan C=0,366 yang berarti bahwa ada hubungan antara lama pernikahan sampai hamil dengan kejadian preeklampsia pada primigravida di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya periode Januari - Juni 2017 dengan tingkat hubungan rendah. Untuk mengetahui nilai Odd Rasio (OR) dibuatlah pembagian 2 tabel dan didapatkan hasil OR sebesar 0,191 (CI 95% 0,077 - 0,473) atau OR< 1 yang artinya ada risiko perlindungan atau risiko proteksi pada responden yang lama menikah sampai hamilnya ≤4 bulan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan antara lama menikah sampai hamil dengan kejadian preeklampsia. Pada primigravida semakin pendek lama pernikahan sampai hamil akan mengurangi risiko terkena preeklampsia