REKOMENDASI TEKNIS PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada tahun 2015 Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok nomor satu di dunia. Dua dari tiga laki-laki di Indonesia adalah perokok. Asap rokok terbukti membahayakan kesehatan sehingga perlu dilakukan tindakan perlindungan terhadap paparan asap rokok. Salah satu upaya perlindungan terhadap bahaya rokok yaitu dengan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Tempat proses belajar mengajar merupakan salah satu area Kawasan Tanpa Rokok. Namun pada kenyataannya, masih sering terlihat perilaku merokok di tempat proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan rekomendasi teknis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dengan informan sebanyak 17 orang. Pemilihan informan sebagai subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil rekomendasi teknis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok yaitu dengan cara pembuatan peraturan yang bisa diawali dengan pembuatan draft oleh organisasi mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Teknis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok yang bisa diterapkan yaitu seluruh sivitas akademika berhak melapork apabila menemukan pelanggaran Kawasan Tanpa Rokok. Pelaporan bisa melalui verbal, tertulis atau melalui akun yang akan dilaporkan kepada tim pemantau pembantu . Setelah dilakukan pencatatan maka akan diberikan tindakan sesuai kesepakatan yang dapat berupa sanksi atau rehabilitasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu diterapkannya teknis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok yang lebih jelas. Hal ini karena Fakultas Kesehatan Masyarakat sudah menyatakan dirinya sebagai Kawasan Tanpa Rokok namun masih kurang dalam implementasinya. Oleh karenanya diharapkan kepada pihak Fakultas untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini agar teknis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok bisa lebih terkoordinasi