STRATEGI DAN PANDANGAN JEFFREY EUGENIDES DALAM NOVELTHE VIRGIN SUICIDES, MIDDLESEX, DAN THE MARRIAGE PLOT (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)

Penelitian berjudul “Strategi dan Pandangan Jeffrey Eugenides dalam Novel The Virgin Suicides, Middlesex, dan The Marriage Plot” ini bertujuan untuk menelaah strategi dan pandangan yang Eugenides lakukan dalam kontestasi simbolik untuk meraih legitimasi di arena sastra Amerika Serikat dan dunia pada tahun 1990 hingga 2011. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menelaah kondisi arena sastra Amerika Serikat dan dunia pada tahun 1990 hingga 2011, 2) menganalisis kontestasi simbolik dan strategi Eugenides dalam arena sastra Amerika dari tahun 1990 hingga 2011, dan 3) mengkaji pandangan Eugenides dalam kontestasinya dalam arena sastra Amerika melalui novel The Virgin Suicides, Middlesex, dan The Marriage Plot. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan dibantu dengan teori Arena Produksi Kultural yang dicetuskan oleh Pierre Bourdieu. Teori-teori ini digunakan untuk mengkaji strategi dan pandangan Eugenides dalam meraih posisi yang diinginkan dan mendapatkan legitimasi dalam arena sastra. Dengan metode strukturalisme genetik dan teori Arena Produksi Kultural, telaah dapat difokuskan pada trajektori, habitus, strategi, kapital, dan doxa serta heterodoxa pengarang yang mempengaruhi praktik sastranya. Penelitian ini menemukan bahwa Eugenides menuangkan pandangan kebebasan sejak novel pertamanya pada tahun 1993. Hal itu dipengaruhi oleh fenomena sosial di Amerika Serikat dalam rentang tahun 1990 hingga 2011. Melalui ketiga novel Eugenides, peneliti menemukan homologi antara skema generatif arena sosial Amerika dan dunia, kontestasi Eugenides dalam arena sastra Amerika dan dunia, dan kontestasi tokoh utama untuk mendapatkan kebebasan dan pengakuan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa homologi dari skema generatif Amerika dan dunia, skema generatif para tokoh, dan skema generatif pengarang adalah perjuangan untuk meraih kebebasan dan kehidupan yang lebih baik. Eugenides sebagai pengarang melakukan strategi dan praktik tertentu dalam kontestasi simboliknya untuk meraih tiga legitimasi (legitimasi spesifik, legitimasi borjuis, dan legitimasi populer). Usaha itu tertuang pula melalui para tokoh dalam novel yang juga melakukan strategi untuk meraih kebebasan, jati diri, serta impian dari berbagai permasalahan seperti bunuh diri, penentuan identitas gender, dan lepas dari lembaga perkawinan. Hal ini adalah bentuk perlawanan relasi kuasa dan konstruksi sosial yang mengikat dan memegang kendali kehidupan seseoran