DETERMINAN PRESTASI AKADEMIK ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA CERDAS ISTIMEWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING SEBAGAI MEDIATOR

Prestasi akademik pada siswa cerdas istimewa merupakan fasilitas untuk memberi kontribusi yang optimal dalam masyarakat. Siswa cerdas istimewa adalah individu dengan potensi yang luar biasa, mendatangkan harapan yang besar untuk berprestasi tinggi dalam bidang akademis. Selama ini prestasi akademik mata pelajaran IPA siswa cerdas istimewa tidak sesuai dengan potensi kognitif yang dimilikinya, padahal mata pelajaran IPA berfungsi mengembangkan secara komprehensif, potensi kognitif dan afektif siswa cerdas istimewa agar berkontribusi secara luas di masyarakat. Tujuan penelitian ini menganalisis secara empiris pengaruh interaksi guru dan siswa, keterlibatan ayah, keterlibatan ibu, dan dukungan teman terhadap prestasi akademik mata pelajaran IPA dengan self-regulated learning sebagai mediator. Subjek penelitian ini 45 siswa cerdas istimewa dengan minimal IQ 130 (Skala Wechsler) yang belajar pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Data dikumpulkan dari Skala Interaksi Guru dan Siswa, Skala Keterlibatan Ayah, Skala Keterlibatan Ibu, Skala Dukungan Teman, dan Tes Prestasi untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dikembangkan oleh peneliti. Analisis data menggunakan Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model) dengan software Partial Least Square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi variabel prediktor (X) terhadap variabel mediator (Z) adalah sebesar 55,5% dan kontribusi variabel prediktor (X) dan variabel mediator (Z) terhadap variabel kriteria (Y) adalah 51,6%. Sisanya merupakan kontribusi variabel yang lain. Nilai Q-square sebesar 0,78462 menunjukkan bahwa model ini mempunyai nilai predictive relevance. Nilai Normed Fit Index (NFI) dari model ini sebesar 0,617. Model yang dikontruksi merupakan model yang cukup baik dan mempunyai nilai predictive relevance, namun Model tidak mampu menjelaskan kontribusi variabel mediator. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa: 1) interaksi guru dengan siswa dan dukungan teman berpengaruh terhadap prestasi akademik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa cerdas istimewa, sedangkan keterlibatan ayah dan ibu tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa cerdas istimewa 2) interaksi guru dan siswa dan keterlibatan ibu berpengaruh terhadap self-regulated learning, sedangkan keterlibatan ayah dan dukungan teman tidak berpengaruh terhadap self-regulated learning 3) Prestasi akademik mata pelajaran IPA siswa cerdas istimewa tidak dipengaruhi selfregulated learning. Dengan demikian self-regulated learning bukan merupakan variabel mediator yang menghubungkan faktor lingkungan sosial dan prestasi akademik siswa cerdas istimewa