HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING)DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJO KOTA SURABAYA

Pendahuluan: Perubahan yang terjadi karena usia yang semakin lanjut mengurangi kemandirian seseorang, ini berarti lanjut usia yang lemah tidak dapat merawat dirinya sendiri. Untuk memenuhi ADLnya Lansia membutuhkan peran keluarga untuk meningkatkan kemandirinnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 237 Lansia di RW XII, Mojo, Surabaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional sampling dan mendapatkan 57 responden. Variabel independen adalah peran keluarga dan variabel dependen adalah tingkat kemandirian Lansia. Data didapatkan menggunakan kuesioner peran keluarga, dan observasi ADL Lansia. Data dianalisis menggunakan Spearmen-Rho dengan level siginifikansi 0.05. Hasil dan Analisis: Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden mendapatkan peran keluarga tinggi dan hasil observasi mayoritas responden tingkat kemandirian masuk dalam kategori KATZ A. Hasil korelasi antara peran keluarga dengan tingkat kemandirian Lansia menunjukkan p= 0.001 dan r= 0.444. penelitian ini menu jukkan bahwa terdapat korelasi sedang,antara peran keluarga dengan tingkat kemandirian lansia, artinya bahwa jika peran yang diberikan kepada Lansia tinggi akan berpengaruh pada kemandirian Lansia dalam melakukan ADL (Activity Daily Living).Diskusi: Berdasarkan analisis, dapat disimpulkam bahwa peran keluarga berkolerasi positif dengan tingkat kemandirian Lansia dalam melakukan ADL. Mayoritas peran keluarga tinggi pada peran sosialisasi yang akan berpengaruh pada kemandirian Lansia dalam ADLnya. Peran keluarga sedang mayoritas tinggi pada domain peran sebagai perawatan yang berpengaruh pada kemandirian ADL Lansia