Penggambaran Gaya Hidup Pendaki Gunung Di Media Sosial Instagram

Penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan mengenai penggambaran gaya hidup pendaki gunung yang direpresentasikan melalui teks-teks berbentuk visual, berupa foto-foto pendaki gunung yang diunggah diakun Instagram @pendakiindonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana representasi gaya hidup pendaki gunung dalam akun Instagram @pendakiindonesia. Penelitian ini penting untuk dilakukan, karena sebuah foto yang diproduksi pastinya mengandung berbagai macam makna atau pesan yang paradoks. Suatu foto yang dihasilkan pada kenyatannya tidak menangkap secara keseluruhan moment yang terjadi saat itu juga, sehingga untuk mengetahui sejauh mana makna atau pesan sebenarnya direduksi (menggunakan efek foto, pencahayaan, cara pengambilan angel, editing, dan lainnya), yang pada akhirnya bisa membentuk makna sesuai dengan ideologi dan konteks kultural yang berlaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena sedalam-dalamnya untuk mengungkapkan realitas sosial yang sedang diamati. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan yaitu, tipe deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan peneliti, bagaimana foto-foto dalam akun Instagram @pendakiindonesia merepresentasikan, mengkonstruksi, dan memvisualkan gambaran gaya hidup pendaki gunung melalui tanda dan simbol dalam perspektif akun Instagram @pendakiindonesia. Penelitian ini menggunakan teori semiotik milik Roland Barthes mengenai mitos sebagai ilmu yang mempelajari tentang tanda, dengan menggunakan dua tatanan pertandaan yaitu denotasi dan konotasi. Untuk menemukan makna konotasi, peneliti menggunakan 6 prosedur konotasi Roland Barthes dalam mempengaruhi gambar atau foto, yaitu trick effect, pose, objek, fotogenia, estetisme, dan sintaksis. Hasil penelitian ini adalah kehadiran akun-akun pendakian gunung di media sosial kini mampu menawarkan gambaran alternatif baru mengenai dunia pendakian. Mitos mengenai pendaki gunung yang identik dengan olahraga berbahaya, resiko kecelakaan, perilaku urakan, peminum, tidak memperhatikan penampilan, aktivitas yang hanya dilakukan oleh organisasi pecinta alam, pelatihan survive didalam hutan, serta penghambat masa belajar. Melalui peran pendaki didalam akun pendakian dimedia sosial, mereka mencoba menampilkan sebuah identitas baru yang selama ini dianggap berbahaya dan negatif, menjadi suatu yang modern dan patut untuk ditiru sebagai gaya hidup seorang petualang