PERBEDAAN RESORPSI APIKAL GELIGI ANTERIOR RAHANG ATAS PASCA PERAWATAN ORTODONTI PADA SKELETAL KELAS I DAN SKELETAL KELAS II/1 KASUS PENCABUTAN (Observasional Laboratoris)

Resorpsi akar gigi yang terjadi setelah perawatan ortodonti mempunyai prevalensi 96% (Preoteasa et al, 2009). Pada umumnya gigi yang dirawat ortodonti akan mengalami resorpsi akar sebesar 0,5 mm (Smale et al, 2005). Metode standar umum yang sering digunakan untuk mendeteksi dan mengukur terjadinya pemendekan akar pada perawatan ortodonti adalah radiografi gigi. Konvensional radiografi gigi telah digunakan hampir se-abad, dengan perkembangan pada kecepatan film dan peningkatan kualitas foto dan meminimalisir dosis radiasi. Foto periapikal atau panoramik menjadi suatu modal alternatif. Sampel penelitian adalah 40 foto sefalometri dan 40 foto panoramik pre-treatment dan post-treatment kelompok skeletal kelas I dan skeletal kelas II/1. Resorpsi akar gigi diukur dari perbandingan panjang gigi dari apikal – insisal gigi anterior foto pre-treatment panoramik dikurangi panjang gigi dari apikal – insisal foto post-treatment panoramik. Pada kelompok sekeletal kelas I terdapat resorpsi akar gigi, nilai paling rendah pada gigi 22 (0,59mm) dan paling tinggi pada gigi 23 (0,77mm). Pada kelompok sekeletal kelas II/1 terdapat resorpsi akar gigi, nilai paling rendah pada gigi 22 (0,83mm) dan paling tinggi pada gigi 23 (1,09mm). Hasil uji tes pearson terdapat korelasi yang positif dan terdapat hubungan antara resorpsi gigi dengan besar sudut 1-garis NA baik pada kelompok skeletal kelas I dan skeletal kelas II/1