FAKTOR-FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK SD KEMALA BHAYANGKARI I DI KOTA BALIKPAPAN

Prevalensi obesitas pada anak di seluruh dunia juga cenderung meningkat menjadi 6,7% tahun 2010 dan tahun 2011, selanjutnya diperkirakan bahwa obesitas akan terus meningkat sampai 9,1 % atau 60 juta jiwa pada tahun 2020 (de Onis et al, 2010; WHO, 2013). Obesitas berkontribusi sebagai faktor pemicu timbulnya beberapa penyakit seperti Hipertensi, Diabetes Melitus Tipe II, masalah orthopedi dan masalah peningkatan laju filtrasi glomerulus pada anak obesitas (Isbayuputra, 2009). Obesitas dapat terjadi pada anak yang tidak dibiasakan mengkonsumsi ASI. Bayi yang diberikan ASI mempunyai kadar insulin dan hormon leptin yang lebih seimbang. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor resiko obesitas untuk mencegah akibat dari obesitas. Beberapa faktor resiko obesitas yaitu jenis kelamin, genetik, pendidikan orangtua, berat lahir tinggi, durasi menyusui, penghasilan orang tua, pola makan, dan lama pemberian ASI. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif retrospektif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel yang diambil adalah anak anak yang mempunyai IMT masa tubuh lebih tinggi dari anak seusianya yang IMTnya normal. Dari penelitian ini, tidak ada riwayat pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan anak anak di SD Kemala Bhayangkari I menjadi obesitas dibandingkan ada riwayat pemberian ASI eksklusif. Status ekonomi keluarga yang tinggi juga merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan anak anak di SD Kemala Bhayangkari I menjadi obesitas dibandingkan status ekonomi keluarga yang rendah. Selain itu, aktifitas fisik sedang merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan anak anak di SD Kemala Bhayangkari I menjadi obesitas dibandingkan aktifitas fisik ringan