HUBUNGAN RASA TAKUT JATUH TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PANTI WERDHA PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Pada usia lanjut terjadi banyak perubahan mulai dari perubahan fisik, psikososial dan psikologis. Seiring dengan perubahan yang terjadi, resiko kejadian jatuh pada usia lanjut juga semakin meningkat. Hal tersebut dapat menyebabkan munculnya rasa takut jatuh pada usia lanjut. Rasa takut jatuh dapat menjadi pengaruh negatif karena menyebabkan usia lanjut membatasi aktifitas fisiknya dan membuat usia lanjut merasa cemas hingga berpikiran negatif yang dapat berujung timbulnya depresi hingga penurunan kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasa takut jatuh dengan kejadian depresi. Desain penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental dengan metode penelitian studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah semua usia lanjut yang berusia ≥60 tahun yang tinggal di Panti Werdha Pemerintah Kota Surabaya. Didapatkan sampel penelitian sejumlah 54 usia lanjut. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan data primer yaitu wawancara menggunakan kuesioner kognitif Mini Mental State Examination (MMSE), kuesioner rasa takut jatuh The Falls Efficacy Scale-International (FES-I), dan kuesioner depresi Geriatric Depression Scale-Short Form (GDS-15). Data dianalisis dengan SPSS 17 menggunakan analisis korelasi Spearman. Hasil penelitian yang didapat sebagian besar usia lanjut memiliki rasa takut jatuh tingkat sedang sebanyak 23 usia lanjut (42.59%) dan usia lanjut tidak mengalami depresi sebanyak 22 usia lanjut (40,7%). Hasil penelitian setelah dilakukan uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara rasa takut jatuh terhadap kejadian depresi pada usia lanjut dengan hasil p-value=0,000 dan koefisien korelasi positif sedang sebesar r=0,643 Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan variabel yang digunakan dan menambah jumlah sampel agar penelitian lebih representatif