PASUKAN GERILYA SOSRODILOGO DI PANTAI TIMUR-UTARA JAWA TAHUN 1827-1828

Skripsi ini membahas tentang kronologi terjadinya perang Jawa pada tahun 1825- 1830. Hal ini lebih mengkerucut pada Pasukan gerilya Sosrodilogo di pantai Timur-utara Jawa (biasa disebut Noord-oostkust oleh pemerintah Hindia Belanda) dalam perang Jawa tahun 1827-1828 yang merupakan konsentrasi pembahasan dalam penulisan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kronologi terjadinya perang Jawa di pantai Timur-utara Jawa yang dipimpin oleh seorang Tumenggung yang bernama Sosrodilogo. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah yang terdiri dari pengumpulan data (heuristik), kritik sumber, interpretasi, dan historiograifi. Data-data yang banyak digunakan adalah laporan resmi dari instansi militer pada saat terjadinya perang tersebut yang sudah terpublikasikan oleh media surat kabar seperti: Bataviasche Courant, dan Javasche Courant. Sumber buku-buku penunjang didapat dari Perpustakaan Universitas Airlangga, Perpustakaan jurusan Ilmu Sejarah, dan dari website di internet seperti: KITLV, Google book dan www.delpher.nl/nl/kranten, yang telah banyak memudahkan penulis dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah terkait tulisan ini. Penelitian ini menjelaskan bagaimana keterlibatan Sosrodilogo dalam perang Jawa, sebab-sebab yang melatarbelakangi keterlibatannya dalam memihak kepada Pangeran Diponegoro. Selanjutnya, kronologi terjadinya perang Jawa di pantai Timur-utara Jawa dan Kabupaten Rajekwesi yang telah dijadikan sebagai pertahanan utama oleh pasukan gerilya Sosrodilogo dalam upayanya menyerang kabupaten-kabupaten disekitar pantai Timur-utara Jawa. Turut dijelaskan pula didalam tulisan ini upaya dari pemerintah Hindia Belanda dalam mengatasi masalah meluasnya perang Jawa di pantai Timur-utara Jawa, dan strategi yang diambil oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengepung kabupaten Rajekwesi yang telah dikuasai oleh pasukan gerilya Sosrodilogo. Tidak luput pula dalam tulisan ini arah pelarian Sosrodilogo setelah kabupaten Rajekwesi berhasil dikuasai kembali oleh pemerintah Hindia Belanda, dan bergantinya nama dari kabupaten Rajekwesi menjadi kabupaten Bojonegoro hingga sekarang. Kesimpulan dalam tulisan ini bahwa perang Jawa di pantai Timur-utara Jawa telah memberikan dampak perubahan yang besar bagi banyak kabupaten, khususnya Kabupaten Rajekwesi yang terkena imbasnya secara langsung