WACANA RITUAL PERTANIAN MASYARAKAT JOMBANG: KAJIAN ETNOLINGUISTIK

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang difokuskan mencari bentuk, makna, dan fungsi ritual pertanian di Mojoagung dengan kajian etnolinguistik. Hal ini senada dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan bentuk bahasa dalam ritual pertanian di Mojoagung, (2) Mendeskripsikan fungsi bahasa dalam ritual pertanian di Mojoagung. (3) Mendeskripsikan makna bahasa dalam ritual perrtanian di Mojoagung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak libat cakap. Berdasarkan analisis yang dilakukan, bentuk teks mantra wacana ritual pertanian masyarakat Mojoagung didominasi oleh kalimat imperative. Berdasarkan bentuknya maka dijumpai mengenai kalimat pernyataan (deklaratif) dan kalimat imperative. Dalam kalimat imperative terdapat kalimat permohonan, kalimat permintaan, kalimat, perintah, dan kalimat larangan. Bahasa merupakan simbol yang mewujudkan realitas dan realitas sosial dalam konteks situasi dan budaya tertentu. Dari data wacana ritual pertnian dari mantra Nyecek (memulai menggarap sawah), mantra Tanem, mantra Keleman (padi hamil), mantra Panen, dan mantra menjaga padi dari hama. Dari ke semuanya didapatkan sebuah makna yang berhubungan dengan social kemasyarakatan. Berdasarkan analisis fungsi terhadap wacana ritual pertanian pada masyarakat Mojoagung diketahui bahwa terdapat fungsi ritual dan fungsi bahasa. Fungsi ritual berhubungan dengan manfaat, tujuan, dan kegunaan ritual tersebut dilakukan serta menghormati Dewi Sri sebagai yang menjaga tanah tertentu. Sedangkan, jika ditinjau dari segi fungsi bahasa maka pada dasarnya fungsi wacana ritual pertanian adalah tentang penggunaan dari bahasa yang digunakan dalam wacana itu sendiri. Fungsi-fungsi bahasa yang dimaksud adalah adalah fungsi informative, fungsi emotif (ekspresif), fungsi direktif, dan fungsi fatik