USULAN METODE PERT (PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE) DAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) DALAM MENGOPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PROYEK PADA PT SEKAR KEDATON NUSANTARA

Pertumbuhan sektor pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, hal ini tak lain adalah pemerintah terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan infrastruktur di beberapa daerah. Dengan meingkatanya permintaan akan pembangunan diikuti juga perkembangan teknologi, tingkat kompleksitas dalam proyek semakin tinggi, seperti lamanya durasi, biaya yang besar, cakupan yang luas dan beragam permintaan konsumen. Proyek itu sendiri memiliki 3 tujuan utama serta batasan yang harus dihadapi seperti biaya, waktu dan kualitas. Kontraktor dalam melaksanakan proyek akan mengalokasikan berapa biaya tidak melebihi anggaran yang ditentukan maka dalam pelaksanaannya jadwal harus tepat waktu dan produk atau hasil kegiatan proyek dapat memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Menyelesaiakan proyek tepat waktu dan sesuai anggaran bukan tugas yang mudah. Meskipun seorang manajer proyek sudah merencanakan sebaik mungkin permasalahan dan hambatan terkadang muncul. Masalah yang berkaitan dengan sebuah proyek terkait dengan risiko, risiko ini akan mempengaruhi tujuan, cakupan, waktu, anggaran dan kualitas proyek. Perencanaan proyek yang baik merupakan salah satu solusi dalam mengurangi risiko dan ketidakpastian. Setiap ketidakpastian membawa risiko kehilangan uang dan pemborosan waktu. Ada dua metode yang umum digunakan dalam penjadwalan proyek. Metode ini adalah Critical Path Method (CPM) dan Program Review Review Review (PERT). Dalam CPM, diagram jaringan digambar dan waktu slack untuk setiap aktivitas dihitung sedemikian rupa sehingga jalur kritis proyek dapat ditemukan. PERT berkaitan dengan ketidakpastian dan risiko dalam sebuah proyek. Ini memiliki tiga perkiraan waktu yaitu waktu optimis, waktu paling mungkin dan waktu pesimis. Penelitian ini dilakukan pada PT. Sekar Kedaton Nusantara dengan proyek yang akan dibangun yaitu pembangunan menara SST (Self Support Tower) dengan ketinggian 70 meter di Karangasem, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui durasi dan biaya optimal proyek konstruksi menara ini. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan hasil wawancara dengan internal perusahaan sebagai data pendukung untuk diolah. CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) digunakan untuk menganalisis data. Kemudian Alternatif yang digunakan dalam optimasi biaya proyek adalah penambahan jam kerja atau lembur selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat beberapa jalur kritis pada kegiatan proyek, kemudian dilakukan analisis dengan metode PERT dan CPM didapat hasil biaya dan durasi optimal dengan kerja lembur alternatif selama 3 jam dengan pengurangan durasi dari 52 hari menjadi 40 hari dan biaya langsung yang dikeluarkan menjadi Rp 373.397.558 dari biaya awal sebesar Rp 427,710,998