AKAD QARDH BERAGUN EMAS DIBANK SYARIAH ITINJAU DARI PERSPEKTIF SYARIAH

Dalam zaman modern ini semakin banyak berbagai inovasi dalam produkproduk Perbankan Syariah yang hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat , awal tujuan Bank Syariah adalah menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dan kini beberapa Bank Syariah menyediakan pembiayaan sebagai salah satu hasil inovasi didalam bidang Perbankan Syariah. Salah satu kegiatan penyaluran dana tersebut, yaitu pembiayaan Qardh beragun emas. Qardh sendiri berarti pinjaman atau utang-piutang. Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan antara lembaga keuangan Syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pembayaran secara tunai atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Akad Qardh beragun emas menekankan pada Pembiayaan Qardh dengan agunan berupa emas yang diikat dengan akad rahn, dimana emas yang diagunkan disimpan dan dipelihara oleh Bank selama jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas sebagai objek rahn. Metode pendeketan masalah terdiri dari pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendektan konseptual (conceptual approach). Penelitian ini menganalisis tentang karakteristik pembiayaan Qardh Beragun Emas dan menganalisis tentang eksekusi objek jaminan emas bilamana nasabah ingkar janji pada akad Qardh Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Karakteristik pembiayaan Qardh beragunan emas Qardh Beragun Emas adalah akad pengikatan pinjaman dana yang disediakan Bank Syariah atau UUS kepada nasabah yang dibingkai dengan akad qardh sebagai perjanjian pokoknya dengan agunan berupa emas yang diikat dengan akad rahn sebagai perjanjian ikutannya. Emas yang diagunkan disimpan dan dipelihara oleh Bank Syariah atau UUS selama jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas sebagai objek rahn yang diikat dengan akad ijarah. Selanjutnya Apabila nasabah melakukan ingkar janji pada pembiayaan qardh maka bank syariah dapat mengeksekusi objek yang telah dijaminkan oleh nasabah, yaitu berupa emas. Akan tetapi, sebelum bank syariah melakukan eksekusi objek jaminan, bank diwajibkan melakukan restrukturisasi pembiayaan terlebih dahulu kepada nasabah dengan memperpanjang jangka waktu pengembalia