GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL AKIBAT PERCERAIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecerdasan emosional pada wanita sebagai orang tua tunggal akibat perceraian. Perspektif teoritis yang digunakan pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional milik Daniel Goleman (1996) dimana terdapat 5 dimensi yaitu mengenali diri, mengelola emosi, motivasi, empati dan membina hubungan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus instrumental. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara dengan panduan umum. Subjek penelitian ini adalah 3 wanita yang mengalami perceraian dan menjadi orang tua tunggal, dan 3 significant others. Subjek I berusia 31 tahun, subjek II berusia 36 tahun dan subjek III berusia 30 tahun. Ketiga subjek merupakan ibu rumah tangga dan wanita karir Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek mampu mengenali, menyadari dan mengetahui penyabab emosi yang dialami baik emosi negatif maupun positif. Dalam mengelola emosinya, ketiga subjek melakukan berbagai cara untuk menenangkan diri dan melepaskan diri dari emosi yang dialami. Selain itu, anak merupakan dorongan utama untuk subjek bangkit dari kegagalan rumah tangga dan berusaha optimis dalam membesarkan anak seorang diri. Kemampuan mengenali diri membawa subjek untuk mengenali emosi orang lain, termasuk emosi anak setelah subjek menjadi orang tua tunggal. Dalam membina hubungan subjek pertama dengan ibu sering mengalami permasalahan, sedangkan subjek kedua dan ketiga menjadi dekat dengan orang tua. Selain itu, hubungan ketiga subjek dengan anak dan teman semakin baik setelah menjadi orang tua tunggal