ANALISIS PERBEDAAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI LAMA MENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA

Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk terserang berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi. Salah satu penyebab kematian tertinggi pada bayi dan balita adalah akibat penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi ISPA ditemukan sebesar 25,0%. Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu sebesar 25,8%. Pada tahun 2014 kasus ISPA pada balita tercatat sebesar 657.490 kasus (29,47%). Di Surabaya pada Tahun 2015 tercatat kasus ISPA pada balita sebanyak 191.880 kasus (31,09%), kemudian pada tahun 2016 sampai Bulan Juni terdapat sebanyak 105.331 kasus ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan untuk mengidentifikasi lama menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita di Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 51 orang balita yang menderita sakit ISPA. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik one way anova dan uji t independen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata lama menderita sakit ISPA pada balita yaitu selama 9 hari. Diketahui bahwa 35% balita menderita sakit ISPA dengan tingkat keparahan sedang dan dapat diketahui 84,3% balita dengan status imunisasi lengkap. Dari hasil penelitian tidak terdapat perbedaan lama menderita sakit ISPA menurut jenis kelamin (p.value=0,908), ada perbedaan lama menderita sakit ISPA menurut tingkat keparahan (p.value=0,043), dan ada perbedaan lama menderita sakit ISPA menurut status imunisasi (p.value=0,003). Berdasarkan hasil yang didapatkan disarankan kepada ibu untuk selalu memeriksakan dan memberikan imunisasi lengkap kepada anaknya, serta kepada tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Mulyorejo untuk meningkatkan promosi kesehatan balita agar dapat menambah pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita