OPTIMASI PEMBUATAN GELATIN DARI LIMBAH SISIK IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DENGAN MENGGUNAKAN KONSENTRASI ASAM ASETAT YANG BERBEDA

Ikan kakap merah merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang baik di pasar domestik maupun pasar internasional karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Sebagian besar ekspor ikan kakap merah dalam bentuk beku atau fillet beku yang nantinya akan menghasilkan limbah pada proses pengolahannya. Limbah perikanan jika tidak dimanfaatkan akan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan, padahal jika diolah lebih lanjut limbah tersebut dapat memberikan nilai jual yang tinggi. Salah satu jenis limbah tersebut, yaitu sisik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gelatin, karena pada sisik ikan terdapat kolagen yang dengan penambahan perlakuan asam atau alkali serta proses pemanasan menyebabkan kolagen tersebut dapat dikonversi menjadi gelatin (Setiawati, 2009). Jenis larutan asam yang sering digunakan dalam pembuatan gelatin, yaitu HCl dan asam asetat (CH3COOH). Menurut Mahrus dkk. (2010) penggunanan asam asetat dapat mengembangkan kolagen 50% lebih banyak dibandingkan menggunakan HCl. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi asam asetat terhadap karakteristik gelatin dari limbah sisik ikan kakap merah serta untuk mengetahui konsentrasi asam asetat yang paling baik terhadap karakteristik gelatin dari limbah sisik ikan kakap merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi asam asetat berpengaruh terhadap karakteristik gelatin limbah sisik ikan kakap merah. Konsentrasi asam asetat 3% merupakan konsentrasi yang paling optimal terhadap karakteristik gelatin limbah sisik ikan kakap merah, yaitu dengan nilai rendemen 7,237%, pH 5,375, kekuatan gel 220,256 bloom, viskositas 14,750 cP, kadar air 10,8% dan kadar abu 2,0%