ANALISA KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN MELAKUKAN REVALUASI AKTIVA TETAP PADA PT. IDS TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI ARTHA RAYA CONSULT)

3.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka diambilah kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. IDS dalam mengajukan Permohonan Revaluasi Aktiva Tetap pada bulan Desember 2015, telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.03/2015. Dan atas pengajuan Permohonan Revaluasi Aktiva Tetap tersebut telah diterbitkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP 601/WPJ.07/2016 pada bulan Maret 2016 yaitu dikabulkan seluruhnya; 2. Atas pengajuan Permohonan Revaluasi 139 Aktiva Tetap tersebut, PT. IDS dikenai Pajak Penghasilan Final 3% X Rp 139.796.899.911 = Rp 4.193.906.997 dan harus dilunasi sebelum mengajukan Permohonan Revaluasi Aktiva Tetap; 3. Dengan dilakukannya Permohonan Revaluasi aktiva tetap untuk tujuan perpajakan tahun 2015 dan 2016 mengakibatkan terjadinya koreksi negatif dimana penyusutan fiskal lebih besar daripada penyusutan komesial sebesar Rp Rp 10.312.508.126 sehingga mengakibatkan lebih bayar sebesar Rp 2.017 689.372 pada laporan keuangan tahun 2016 dan dapat dilakukannya pemeriksaan badan tahun 2016. 3.2 Saran 3.2.1 Saran Untuk PT. IDS Berdasarkan analisa keuntungan atau kerugian melakukan Permohonan Revaluasi Aktiva Tetap pada PT. IDS tahun 2015 dari kesimpulan di atas, maka saran untuk PT. IDS adalah sebagai berikut : 1. Atas adanya penambahan koreksi negatif atas akibat dari dilakukannya Revaluasi aktiva tetap untuk tujuan perpajakan tahun 2015 dan 2016 maka perusahaan harus lebih efisiensi lagi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan utamanya biaya untuk keperluan promosi; 2. Untuk memudahkan saat dilakukannya pemeriksaan maka perusahaan harus lebih rapi dalam pencatatan serta pemotongan dan/atau pemungutan pajak penghasilan. 3.2.2 Saran Untuk Program Diploma III Perpajakan Setelah melaksanakan beberapa proses dalam rangka Praktik Kerja Lapangan sebagai salah satu syarat kelulusan, maka saran yang dapat diberikan untuk Diploma III Perpajakan adalah : 1. Sebaiknya Prodi Diploma III Perpajakan bekerjasama dengan beberapa instansi yang terkait program studi dalam hal penerimaan mahasiswa PKL, sehingga mahasiswa sedikit mendapat kemudahan dalam hal mencari tempat pelaksanaan PKL; 2. Perlu menambah porsi mata kuliah lab / praktikum. Terutama pembelajaran pengolahan data menggunakan komputer. Karena hal tersebut sangat dibutuhkan saat terjun langsung pada Praktik Kerja Lapangan (PKL)