APLIKASI REGRESI LOGISTIK GANDA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM RUMAH TANGGA

Regresi logistik ganda merupakan model statistik yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara satu atau beberapa variabel independen yang bersifat kontinyu maupun binary dengan variabel dependen yang bersifat binomial atau dikotom. Model statistik ini diaplikasikan pada perilaku kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga. Berkaitan dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan anak, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap perilaku kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga di Surabaya. Jenis penelitian berupa penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan survey. Subyek penelitian berjumlah 18 orang yang terdiri dari responden positif kasus berjumlah 6 (enam) orang yang merupakan nara pidana kasus kekerasan anak dalam rumah tangga yang berasal dari Rumah Tahanan Negara Klas I Surabaya, sedangkan 12 orang merupakan sampel yang diteliti berdasarkan kelurahan tempat tinggal responden positif kasus. Pengukuran dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk mendapatkan informasi mengenai variabel penelitian. Variabel independen penelitian adalah faktor sosioekonomi (umur, jenis pekerjaan, pendidikan, penghasilan keluarga, dan jumlah anak), faktor parenting stress, dan faktor pengasuhan dan penyesuaian dalam keluarga. Hasil uji secara multivariat tidak dapat menampilkan koefisien matrix, sehingga analisis uji stastistik dilanjutkan dengan menggunakan turunan regresi logistik selisih nilai -2 log likelihood dengan pembanding χ2 (0,05, 1) (3,84) dan p value < α (0,05). Hasil penelitian adalah pendidikan (G2 = 4,146 dan p = 0,042), parenting stress (G2 = 19,095 dan p = 0,000), dan pengasuhan dan penyesuaian dalam keluarga (G2 = 15,864 dan p = 0,000) mempengaruhi perilaku kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga (G2 > 3,84 dan p < 0,05). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah parenting stress dan pengasuhan dan penyesuaian dalam keluarga merupakan faktor risiko tertinggi terhadap kejadian perilaku kekerasan anak dalam rumah tangga. Untuk itu sebaiknya para orang tua mulai belajar bagaimana berhadapan dan memahami karakter anak dengan memberikan kasih sayang, cara berkomunikasi dengan anak yang baik serta meningkatkan pengetahuan mengenai pola asuh yang baik diterapkan untuk anak tanpa terkecuali pasangan dan anggota keluarga yang lain