RADIKALISME DALAM MEDIA ONLINE ISLAM (Analisis Wacana Kritis Terhadap Situs Arrahmah.com)

Arus modernisasi salah satunya membawa agama dan nilai-nilai sakralnya bernegosiasi dengan dunia yang memuat kecanggihan teknologi. Sebuah dunia baru (new world) dalam internet memberikan imaji yang tak terbatas pada penggunanya. Media sosial yang menjadi produk dari internet telah terbukti mampu menggerakkan civil society dalam mewujudkan perubahan kepada penguasa/pemerintahan. Keran kebebasan berpendapat setelah reformasi di Indonesia menumbuhkan pergerakan-pergerakan kelompok Islam. Gejala gejala di Indonesia ini setidak-tidaknya sebagai manifestasi dari Arab Spring, sebuah pergerakan sipil yang melibatkan serangan, demonstrasi dan kampanye di Jazirah Arab melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube dan Skype untuk menumbangkan rezim yang berkuasa. Penelitian ini hendak mengkritisi media online Arrahmah.com dalam mewacanakan diskursus Islam radikal di Indonesia. Melalui pisau analisis wacana kritis Norman Faiclough akan dilakukan tiga tahapan yaitu textual analysis, processing analysis dan social analysis. Pada tahapan textual analysis dan processing analysis ditemukan sejumlah teks yang memuat konten radikalisme. Sedangkan tahap social analysis akan ditemukan diskursus tentang Islam radikal di Indonesia yang diwacanakan dalam media online. Pertama persoalan identifikasi tidak pernah terjadi secara tegas sebelumnya, melainkan keinginan menjadi yang lain “the other” dengan tuntutan untuk menjadi biner pada “the other” tersebut. Kedua ruang identifikasi Arrahmah.com akan jihad adalah cerminan kelompok Islam yang tengah berjuang di Timur Tengah melalui kelompok E-Jihad. Mayoritas menggunakan pengamatan ‘succes story’ mereka terhadap model Al-Qaeda. Ketiga ko-eksistensi mereka terlihat dari seruan untuk menjadi Mujahid yang berusaha berempati terhadap konflik di Timur Tengah. Radikalisme dalam media online Arrahmah.com berlangsung sangat agresif dalam penempatan bahasa dan istilah atau diksi (tekstual) yang tidak lain mencirikan sifat kelompok mereka. Perebutan istilah dan penggunaan diksi dalam media online Arrahmah.com untuk mewujudkan sebuah wajah Islam yang absolute lagi kaku, dikotomis dan biner menurut pemaknaan yang diimbangi dengan ciri-ciri propaganda dalam media