PENINGKATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR ILMU FARMASI VETERINER MELALUI METODE STUDENT CENTERED LEARNING

Rerata Nilai ilmu Farmasi yang dicapai mahasiswa selalu menunjukkan nilai di bawah 60. Terobosan yang dilakukan untuk mengatasi hal ini dengan mencoba mengganti metode pembelajaran dengan suatu metode baru. Metode ini dikenal dengan Student Centered Learning (SCL). Ada beberapa keuntungan dengan diterapkannya metode ini antara lain memungkinkan adanya buku acuan berupa hand out dan modul dosen lebih terpacu untuk menambah wawasan karena pada metode ini dosen bertindak selaku fasilitator. Keberhasilan metode ini dapat diukur dari nilai rerata kelas mahasiswa dengan mempertimbangkan mutu soal ujian dan kinerja dosen. Evaluasi mutu soal ujian dilakukan dengan menentukan tingkat kesulitan butir soal dan naskah soal. Selain itu juga dilakukan uji daya beda butir soal dan naskah soal. Evaluasi kinerja dosen didapat dari hasil tabulasi kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa. Hasil rerata nilai ilmu Farmasi Veteriner ternyata masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Namun, ada peningkatan jumlah mahasiswa yang mencapai nilai rerata diatas 60. Ini menunjukkan bahwa metode ini mempunyai pengaruh positif terhadap beberapa mahasiswa. Terbukti dengan hasil evaluasi metode SCL menunjukkan ketidakberhasilan mahasiswa mencapai nilai rerata kelas di atas 60 bukan karena metode yang tidak cocok ataupun soal yang terlalu sulit atau bahkan kinerja dosen buruk tetapi mungkin lebih disebabkan karena mutu mahasiswa yang rendah. Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan pada tahun selanjutnya yaitu dengan mengubah kelas menjadi paralel atau menambah fasilitas pendukung misalnya pemakaian LCD. Perubahan ini memungkinkan dosen lebih intensif memantau kegiatan mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa lebih termotifasi