Penyebab Dikuasainya Industri Pertelevisian Tiongkok oleh Drama Korea tahun 2005-201

Penelitian ini bermula dari permasalahan yang muncul akibat banyaknya konsumen drama Korea di Tiongkok, yang dianggap telah menguasai industri pertelevisiannya. Kondisi ini semakin problematik ketika pemerintah Tiongkok merasa perlu menghentikan popularitas drama Korea di Tiongkok dengan mengeluarkan kebijakan pembatasan program televisi Korea Selatan. Namun, kebijakan tersebut dinilai gagal karena angka impor Tiongkok terhadap drama Korea dengan cepat kembali stabil dan terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh adanya fasilitas video-sharing online yang tersedia di internet, sehingga memudahkan konsumen Tiongkok untuk tetap mengakses drama Korea. Sehingga tidak lama kemudian, pemerintah kembali memperbolehkan peredaran drama Korea di Tiongkok. Penelitian ini mencoba menemukan faktor-faktor yang menjadi penyebab industri pertelevisian Tiongkok tetap dikuasai oleh drama Korea, meskipun telah diberlakukan kebijakan pembatasan sebelumnya. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari keputusan transformasi keterbukaan Tiongkok terhadap dunia internasional dan keputusan Korea Selatan untuk mengembangkan industri budaya miliknya. Selain itu, adanya hubungan masa lalu membuat kedua negara terikat oleh cara tradisi yang sama dapat menjadi kemungkinan penyebab popularitas drama Korea sulit untuk dihentikan di Tiongkok. Terlebih, drama Korea sebagai bagian dari korean wave merupakan bentuk budaya campuran antara Barat dan Timur sehingga dianggap sebagai budaya alternatif bagi Tiongkok. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, penulis menggunakan teori Keterbukaan Ekonomi dan teori Diplomasi Kebudayaan