Pengaruh Sistem Kekerabatan Parental Terhadap Hak Waris Perempuan Batak (Studi Kasus pada Perempuan Batak di Surabaya-Jawa Timur)

Masyarakat Batak mempunyai sistem kekerabatan patrilineal, yang hanya mengakui anak laki-laki sebagai ahli waris, sebagai penerus keturunan dan sebagai penerus marga. Oleh sebab itu anak perempuan Batak tidak mempunyai hak mewaris dari harta peninggalan dari orangtuanya maupun suaminya. Sehubungan dengan perkembangan zaman, perempuan perempuan Batak yang ada di perantauan (surabaya-Jawa Timur) mulai mendapatkan perhatian dari orang tuanya maupun suaminya, yaitu mulai diperhitungkan dalam pembagian harta warisan dari orang tuanya maupun suaminya. Hal ini disebabkan adanya pengaruh sistem kekerabatan parental yang dianut masyarakat surabaya-Jawa Timur, sehingga baik anak kali-laki maupun perempuan mendapat hak waris yang sama.Kemudian juga dipengaruhi adanya faktor Yurisprudensi, dimana yurisprudensi bertujuan untuk menetapkan standar ukum yang sama. Oleh sebab itu yurisprudensi merupakan perkembangan dari hukum waris adat, khususnya perempuan Batak menjadi mendapat harta waris dari orang tuanya maupun suaminya