PERANAN EKSTRAK ETANOL DAUN WUNGU {GRAPTOPHYLLUM PICTUM (L.) GRIFF. }UNTUK MENGHAMBAT ATROFI KELENJAR MAMMAE MENCIT BETINA OVARIEKTOMI

Penelitian mengenai obat tradisional perlu dikembangkan untuk mendapatkan ragam obat-obatan yang bermanfaat bagi kesehatan. Sebagian besar obat tradisional berasal dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan obat yaitu daun wungu {Graptophyllum pictum (L.) Grill} yang banyak digunakan untuk pengobatan ambein. Daun wungu diketahui mengandung delapan macam senyawa steroid (Hakim dan Soedigdo, 1983) dan juga mengandung flavonoid (Isnawati, 2003). Ekstrak daun wungu juga diketahui dapat berpengaruh meningkatkan pertumbuhan sel epitel endometrium dan proliferasi sel epitel vagina pada mencit betina terovariektomi (Suhargo, 2003). Hal ini disebabkan karena senyawa-senyawa tersebut dapat terikat dengan reseptor estrogen dari sel target dan selanjutnya meningkatkan proliferasi sel. Selain uterus dan vagina, sel target dari bahan estrogenik adalah kelenjar mammae. Mencit yang diovariektomi merupakan model untuk kondisi menopause. Mencit yang diovariektomi (dibuang ovariumnya) mengalami penurunan kadar estrogen, akibatnya terjadi atrofi (penurunan pertumbuhan) kelenjar mammae. Daun wungu sebagai bahan estrogenik diharapkan dapat memulihkan kondisi kelenjar mammae seperti kondisi normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan ekstrak etanol daun wungu {Graptophyllum pictum (L.) Griff. } untuk menghambat atrofi kelenjar mammae mencit betina ovariektomi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian secara eksperimental, dengan rancangan acak lengkap di laboratorium Biologi Reproduksi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga dengan metode penelitian sebagai berikut : 30 ekor mencit ovariektomi dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu 6 ekor mencit diberi 0,1 ml minyak kelapa, 6 ekor mencit diberi larutan lynoral (ethynilestradiol) 0,06 gg dalam 0,1 ml minyak kelapa dan masing-masing 6 ekor mencit diberi ekstrak daun wungu ( 0,5 mg, 0,75 mg dan 1 mg) dalam 0,1 ml minyak kelapa. Perlakuan diberikan melalui per oral dengan sonde selama 30 hari. Pada akhir penelitian, semua hewan dikorbankan dan diambil kelenjar mammae pada daerah inguinal sebelah kanan, kemudian difiksasi dengan larutan Bouin. Irisan kelenjar mammae dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoxylin dan Eosin. Dan preparat kelenjar mammae dilakukan pengamatan pada tiga lapangan pandang mengenai diameter puting, diameter saluran susu, tebal lapisan epitel pada ujung saluran susu dan tebal lapisan epitel saluran susu. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk data diameter puting dan diameter saluran susu, sedangkan untuk data tebal lapisan epitel pada ujung saluran susu dan tebal lapisan epitel saluran susu yang bersifat tidak homogen, dianalisis dengan uji Kruskal -Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ekstrak daun wungu {Graptophyllum pictum (L.) Griff. } dengan konsentrasi 0,5 mg, 0,75 mg dan 1 mg dalam 1 ml minyak kelapa dapat memperbesar diameter puting kelenjar mammae, diameter saluran susu, tebal lapisan epitel ujung saluran susu dan tebal lapisan epitel saluran susu. Dan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun wungu dapat menghambat atrofi kelenjar mammae mencit betina ovariektomi dan tidak ditemukan konsentrasi optimal yang paling berpengaruh terhadap penelitian ini, ketiga konsentrasi yang dipergunakan membenkan efek yang sama. File fulltext tidak ada mohon langsung lihat ke koleks