PREVALENSI INFEKSI HIV/AIDS DI SURABAYA INDONESIA

Penyakit infeksi HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang serius dewasa ini. Di Indonesia sudah merupakan ancaman dan dalam 10 tahun terakhir merupakan the emerging infectious disease. Virus HIV menular ke orang lain terutama melalui : hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, penggunaan obat - obat narkotika dengan jarum suntik yang sudah terinfeksi secara bergantian, penularan dari ibu kepada anaknya masa perinatal baik selama kehamilan, melahirkan maupun menyusui atau dapat juga menular lewat donor darah yang terinfeksi (CDC, 2003). Diagnosis infeksi HIV/AIDS ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium dengan petunjuk gejala klinis atau adanya perilaku beresiko tinggi. Untuk diagnosis HIV, yang lazim dipakai adalah ELISA, Western blot dan PCR. Penderita infeksi HIV dinyatakan AIDS bila dalam perkembangan infeksi HIV selanjutnya menunjukkan infeksi dan kanker opportunistik yang mengancam jiwa penderita dengan hitungan jumlah CD4 < 200/mm3 (Setyono J, 2004). Jumlah Penderita HIV /AIDS di Surabaya tertinggi diantara 37 kabupaten/ kota madya di Jawa timur lainnya dengan jumlah yang mencapai 50 % dari seluruh penderita HIV/AIDS yang ada di Jatim (Sembiring, Murphy J., 2004). Namun hingga kini belum pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui prevalensi penyakit infeksi HIV/AIDS di Surabaya dan bagaimana gambaran perilaku-perilaku penyebab timbulnya penyakit infeksi HIV/AIDS di Surabaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi infeksi HIV/AIDS di Surabaya dan mengetahui gambaran perilaku manusia yang menjadi penyebab timbulnya penyakit infeksi HIV/AIDS di Surabaya. Penelitian ini merupakan studi diskriptif untuk mengetahui gambaran angka prevalensi penyakit infeksi HIV/AIDS di Surabaya dan mengetahui gambaran perilaku manusia yang menjadi penyebab timbulnya penyakit infeksi HIV/AIDS di Surabaya. Perhitungan angka prevalensi diperoleh dengan rumus (Greaves W.W.,1993): Jumlah total kasus yang ada di populasi pada waktu tertentu dibagi jumlah penduduk di populasi pada waktu tertentu, dikalikan 1000. Untuk mengetahui gambaran penyakit infeksi HIV/AIDS dilakukan perhitungan prosentase jumlah penderita HIV/AIDS menurut faktor resiko perilaku. Jumlah penderita di 9 rumah sakit tiap faktor resiko dibagi jumlah total penderita di 9 rumah sakit, dikalikan 100. Dan hasil penelitian ini diperoleh angka prevalensi penyakit infeksi HIV/AIDS di Kota Surabaya pada tahun 2005 sebesar 0,14 per 1000 populasi. Sedangkan gambaran penyakit infeksi HIV/AIDS menurut faktor resiko perilaku di Surabaya sebagai berikut: Jumlah penderita HIV/AIDS selama bulan Januari 2005�Desember 2005 sebanyak 382 orang. 204 orang karena hubungan sex (53,40 %), 161 karena narkoba suntikan (IDU) (42,15 %), 6 penderita kasus perinatal (1,57 %) dan penyebab yang tidak diketahui 11 orang (2,88 %). Perlu dilakukan penelitian-analitik lebih lanjut untuk menganalisis hubungan antara perilaku manusia dengan timbulnya penyakit HIV/AIDS di Surabaya. Dan perlu juga dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi tipe virus HIV yang menginfeksi penderita di Surabaya sebagai dasar untuk upaya pencegahan dan pengobatan