PELAYARAN MASYARAKAT WAKATOBI KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA 1960-1987

Penelitian ini secara ringkas ingin menelusuri jaringan pelayaran masyarakat Wakatobi beserta dampak yang ditimbulkan oleh hasil dari pelayaran itu bagi keluarga, masyarakat dan wilayah Wakatobi secara fisik. Adapun inti masalah yang dijawab penelitian ini adalah pertama, mengapa masyarakat Wakatobi melakukan pelayaran antarpulau. Kedua, Bagaimana pelayaran itu dilakukan dan daerah mana saja yang menjadi tujuan mereka. Ketiga apa dampak dari aktivitas pelayaran itu bagi masyarakat, ekonomi keluarga, dan perkembangan wilayah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai aktivitas pelayaran masyarakat yang selama ini terabaikan dalam penelitian para ahli yakni masyarakat Wakatobi yang ternyata menjadi bagian penting dari proses sejarah masyarakat Indonesia. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan penting bagi studi sejarah pulau-pulau yang masyarakatnya memperjuangkan cara hidup yang Iebih balk dan menjadi agen perubahan dari dalam dengan menciptakan sarana transportasi laut dengan cara dan teknik mereka sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang mengandalkan sumber pustaka dan wawancara. Hasil penelususran dokumen itu selanjutnya dianalisis untuk dijadikan sumber penelitian. Selanjutnya, hal-hal yang tidak ada dalam dokumen dicover dengan melakukan wawancara dengan para pelaku. Hasil dari wawancara tersebut dimaksudkan untuk menambah bobot atau kualitas penelitian. Pelayaran masyarakat Wakatobi dipengaruhi oleh posisi geografisnya yang terletak di persimpangan dua kawasan yang saling membutuhkan (lihat peta pada lampiran). Indonesia barat membutuhkan bahan baku industri dan itu hanya bisa terpenuhi sebagian yang didatangkan dari kawasan timur Indonesia berupa cengkeh, kopra, pala, dan sejenisnya. Indonesia Barat membutuhkan kawasan timur sebagai pasar dan memerlukan media untuk sampai di sana. Dalam konteks itu, masyarakat Wakatobi mengambil posisi dan menangkap peluang itu, yakni masyarakat Wakatobi berprofesi sebagai pelayar sekaligus pedagang. Keterampilan dalam hal navigasi dan adanya penemuan cara baru dalam pelayaran (teknik opala) telah mengintensifkan hubungan antara daerah Wakatobi dengan daerah lain yang secara ekonomi menguntungkan. Fasilitas transportasi yang dimiliki masyarakat Wakatobi telah menjadi pendukung utama proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Isolasi daerah yang semula tidak terbuka bagi dunia luar semakin terbuka ketika aktivitas pelayaran dan sekaligus perdagangan berkembang baik dan intensif karena adanya motorisasi perahu layar dan teknologi navigasi yang tidak lagi tergantung pada arah angin. Perubahan yang terjadi ketika masyarakat sekian lama melakukan pelayaran terlihat pada kondisi keluarga yang mulai konsumerisme. Pembelian alat elektronik, sepeda motor, dan berbagai barang berharga lainnya adalah salah satu buktinya. Berdirinya rumah yang berbahan baku semen dan batu yang dibangun secara permanen turut menyumbang pada kondisi perbaikan fisik wilayah dan jalan-jalan diperluas. Hal paling menonjol selain dari fisik wilayah yang ditandai dengan bangunan rumah permanen yang mebentang di sepanjang jalan, juga tingginya angka perkawinan dan rendahnya angka perceraian. Ini menunjukan adanya kesejahteraan pada ekonomi masyarakat Wakatobi