KONSTRUK REDAKSI MENENTUKAN ISU PEREMPUAN DALAM JAWA POS FOR HER

Perbedaan gender telah melahirkan ketidakadilan baik bagi kaum laki – laki dan terutama terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender tercipta dalam berbagai bentuk yaitu marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan (violance), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden), serta sosialisasi ideologi nilai peran gender. Jawa Pos yang dipimpin oleh seorang laki – laki dari awal berdiri hingga saat ini memiliki halaman Jawa Pos For Her yang terbit setiap hari dan masuk dalam halaman nasional. Jawa Pos menyatakan bahwa rubrik Jawa Pos For Her diciptakan untuk semua perempuan sehingga isu-isu yang dipilih dan diangkat dalam pemberitaan demi kepentingan perempuan. Tetapi pandangan konstruksionis menyatakan bahwa berita adalah hasil dari konstruksi sosial di mana selalu melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan atau media. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menyelidiki proses konstruksi perempuan yang dilakukan oleh Redaksi Jawa Pos For Her melalui prose gatekeeping. Tipe penelitan ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan pengamatan berperan serta. Penelitian dilakukan selama bulan Januari – Pebruari 2014. Peneliti mengamati Redaksi Jawa Pos For Her dalam menentukan isu mengenai perempuan dan kebijakan apa yang mereka pertimbangkan mengenai pemilihan berita perempuan. Teknik analisis dilakukan dengan membuat transkrip dari hasil wawancara dan pengamatan berperan serta. Kemudian hasil tersebut dikelompokkan berdasarkan data yang didapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi perempuan yang dilakukan oleh Redaksi Jawa Pos For Her melalui proses gatekeeping muncul dalam tiga hal. Pertama, perempuan masa kini dalam Jawa Pos For Her adalah perempuan yang sukses dan inspiratif. Perempuan menjadi bernilai ketika mereka memiliki sesuatu yang patut dibanggakan atau bisa diukur dan dinilai. Kedua, setiap perempuan layak untuk menjadi cantik. Redaksi Jawa Pos For Her memahami kecantikan perempuan dari segi fisik dan perempuan layak memperoleh kecantikan meskipun dengan operasi plastik. Ketiga, perempuan dalam institusi pernikahan adalah perempuan yang bahagia. Suami adalah sosok yang patut dibanggakan dan menjadi pelindung bagi keluarga. Perempuan walaupun mampu mandiri tetap harus menyadari posisinya sebagai seorang istri dan penghasil keturunan