Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Studi Eksplanatif Hubungan Antara Kepuasan Masyarakat Dibidang Pendidikan dan kesehatan Dengan Pilihan Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Kabupaten Jembrana Tahun 2005

Dalam sebuah sistem demokrasi, pemilihan umum (Pemilu) memegang peranan yang sangat penting. Karena melalui Pemilu tercermin bentuk partisipasi warga negara yang paling hakiki dan esensial dimana warga negara diberikan kesempatan untuk memberikan hak pilihnya guna memilih pemimpinnya. Tidak hanya itu, adanya Pemilu yang free dan fair juga akan memberikan makna bahwa ada keterkaitan antara keingin publik dengan berbagai kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan kedepan. Sehingga dalam hal ini bermakna sebagai jalan untuk melegitimasi kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Hanya saja Pemilu bukan tolak ukur yang tepat untuk mengukur tingkat demokratisasi sebuah sistem pemerintahan, utamanya di negara-negara dunia ketiga atau negara sedang berkembang. Walaupun Pemilu di negara-negara tersebut dilaksanakan secara reguler, seringkali tidak memperhatikan asas-asas Pemilu yang free dan fair. Akibatnya, Pemilu lebih terlihat sebagai bentuk mobilisasi daripada partisipasi. Semenjak otonomi daerah diimplementasi di Indonesia berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, telah terjadi pergeseran politik yang luar biasa ditingkat lokal. Utamanya ketika muncul aturan hukum yang mengatur bahwa kepala daerah (baik itu Bupati atau Walikota maupun Gubernur) dipilih langsung oleh rakyat. Elit lokal yang sebelumnya menjadi faktor penentu dalam proses pemilihan mengalami pergeseran menjadi kurang signifikan. Sementara itu rakyat yang sebelumnya hanya menjadi penonton, menjadi sedemikian besar signifikansinya dalam menentukan terpilih atau tidaknya seorang kandidat. Oleh karena itu, dipilih langsungnya kepala daerah oleh rakyat menuntut para kandidat untuk memiliki modal yang besar, baik itu modal sosial, modal politik dan modal ekonomi agar bisa meraih suara terbanyak termasuk mereka yang terkategori sebagai kandidat incumbent. Bagi pada kandidat incumbent, kuat kecendrungan pemilih akan melakukan evaluasi terhadap jalannya pemerintahan. Oleh karena itu, seorang kepala daerah yang berniat untuk mempertahankan posisinya dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkada) dituntut untuk bisa menunjukkan kualitasnya dalam menjalankan pemerintahan dan kualitasnya sebagai pemimpin yang pro rakyat dengan mengejawantahkan berbagai kepentingan rakyat dalam berbagai kebijakan yang diambilnya selama menjabat. Besar kemungkinan mereka yang berhasil menunjukkan berbagai kualitas tersebut akan kembali terpilih. Sebaliknya, mereka yang tidak, akan dengan mudah tergeser dari kursi kekuasaan digantikan oleh kandidat lain. Berawal dari asumsi tersebut, permasalahan dalam penelitian tesis ini : Pertama, apakah faktor kecamatan tempat tinggal, jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, pilihan partai politik pada Pemilu 2004, pekerjaan, penghasilan dan suku berpengaruh terhadap pilihan politik masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung?. Kedua, Apakah faktor kepuasan masyarakat terhadap kebijakan publik utamanya dibidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap pilihan politik masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung? Dan ketiga, mengetahui seberapa kuat hubungan antara masing-masing variabel yang diteliti jika memang ditemukan ada hubungan antara variabel independen dengan dependen dalam penelitian yang dilakukan? . Data penelitian dari 340 orang responden di Kabupaten Jembrana yang dianalisis menggunakan chi square dan koefisien kontingensi terkait dengan perilaku memilih masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Kabupaten Jembrana tahun 2004 menunjukkan bahwa : pertama, ditemukan adanya hubungan antara kecamatan tempat tinggal, umur dan pekerjaan dengan pilihan politik dalam pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Jembrana tahun 2005. Kedua, ditemukan adanya hubungan antara kepuasan dibidang pendidikan dan kesehatan dengan pilihan politik masyarakat dalam pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Jembrana pada tahun 2005. Ketiga, hubungan antara kecamatan tempat tinggal, umur dan pekerjaan dengan pilihan politik dalam pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Jembrana tahun 2005 sifatnya lemah. Sedangkan hubungan antara kepuasan bidang pendidikan dan kesehatan dengan pilihan politik masyarakat sifatnya kuat