PENERAPAN AJARAN PENYALAHGUNAAN KEADAAN DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3641K/ Pdt/2001 TENTANG BATALNYA AKTA NOTARIS YANG DITANDATANGANI DI DALAM RUMAH TAHANAN

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang berkembang dalam hal pembuatan akta otentik yang merupakan tugas Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang, dalam kinerjanya seorang Notaris diharuskan untuk bertindak lebih cermat dan teliti sehingga akta yang dibuat dihadapannya tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sehingga dalam pemecahannya permasalahan ini yang diutamakan pada ratio decidendi yaitu alasan-alasan hakim untuk sampai kepada putusannya, sedangkan spesifikasi penelitian melalui deskriptif analisis yaitu penelitian kasus berdasarkan fakta materiil terhadap putusan Mahkamah Agung dalam kasus penandatanganan akta notaris di dalam rumah tahanan. Dalam tesis ini penyusun memfokuskan pada penyalahgunaan keadaan sebagai alasan untuk membatalkan perjanjian dan akibat yang timbul terhadap aktanya dan notaris yang membuat akta tersebut. Dasar sasaran penyusunan dalam tesis ini adalah bagaimanakah kreteria dari ajaran penyalahgunaan keadaan sebagai alasan membatalkan suatu perjanjian yang telah dituangkan dalam akta Notaris. Pada akhirnya penulis memberikan kesimpulan bahwa penyalahgunaan keadaan bisa digunakan sebagai alasan untuk membatalkan perjanjian dan Notaris bisa melakukan penandatangan akta di dalam rumah tahanan