TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELi TELUR IKAN DI MINGGIR KAB. SLEMAN

Islam mcngatur scmua lini kchidupan termasuk intcraksi antara rnanusiu satu dcngan yang lainnya. Di Beberapa dusun di kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, terjadi jual beli bibit ikan yang masih berupa tclur yang bclum menetas. Te1ur dijual dcngan ukuran sarang gurami. dcngan cara penjualan seperti ini, bcrarti mengandung spekulasi yang akan mendatangkan kcrugian tcrutama dipihak pcmbcli. Tujuan dari jual beli telur ikan dapat diketahui dari akad yang dibuat oleh pcnjual dan pembeli. Karena obyek yang digunakan untuk jual beli merupakan hal yang tidak bias dipaastikan baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini juga mengandung peluang terjadinya kccurangan yang dilukukan pihak pcnjual. Pcrlu dikctahui, gurami bcrtelur di dalam sarang yang dibuatnya sendiri maupun buatan manusia. Sctelah gurami bertclur, ia akan mcnutup sarang yang telah berisi tclur tersebut, sehingga sarang benar-benar tertutup dan tidak bisa dilihat tanpa membukanya. Hanya tinggal menunggu waktu, tclur nkan dengan sendirinya menetas. Dari hasil pengamatan, ukuran sarang ternyata tidak menjamin dari jumiah telur yang dihasilkan oleh gurami. Sehingga penjual bibit ikan gurami bisa membuat sarang buatan dengan ukuran yang lebih besar, dengan harapan dapat dijual dengan harga yang mahal. Hal ini tentunya akan mendatangkan kerugian bagi pembeli telur ikan. Baik pembeli maupun penjual mempunyai foktor, Sehingga terjadilah jual beli telur ikan yang masih berupa tclur ikan.Dengan mcrujuk pada hadis Nabi SAW, dan scbagian dari ayat-ayat :il-Quran,diharapkan nantinya akan dikctahui status hukum dari jual bcli tclur ikan. Di samping itu juga berdasurkan pcndapat uluma tcrkcnal scpcrti Imam Syafi dari hasil penelitian praktek jual beli telur ikan gurami di Kecamatan Minggir, diharapkan nantinya akan diketahui status hukum, bcrdasarkan nash hadis maupun pcndapat ulama