FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA (SMK) PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DI JAKARTA TIMUR (Studi Pada 5 Sekolah SMK Dinamika Pembangunan, SMK Ristek Kikin,SMK Malaka, SMK Budhi Murni dan SMK Kemala Bhayangkari )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat implementasi Kurikulum 2013 Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan. Penelitian ini dilakukan di lima Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Jakarta Timur pada semester 103 bulan Januari tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif, dengan sampel adalah 15 orang guru dari 5 SMK Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 yang masih menggunakan kurikulum 2013 sampai saat ini, yaitu di SMK Dinamika Pembanngunan , SMK Ristek Kikin, SMK Malaka, SMK Budhi Murni, dan SMK Kemala Bhayangkari. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui penyebaran kuesioner dan sebagai pengukur persentase hambatan menggunakan teknik wawancara tidak struktur. Data hasil penyebaran kuesioner dianalisis dengan menggunakan uji validitas korelasi Product Moment dengan taraf signifikan = 0,05 dan uji reliabilitas Alpha Cronbach. Berdasarkan perhitungan, dari 45 butir pernyataan setelah di uji validitasnya, terdapat 5 butir pernyataan tidak valid, sehingga pernyataan yang memenuhi kriteria atau valid adalah 40 butir. Dan besarnya reliabilitas yang diperoleh menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah = 1,015 (sangat tinggi) dengan hasil proporsi hambatan mengenai dokumen/buku kurikulum 2013 mempunyai proporsi sebanyak 19,55%, sistem evaluasi sebesar 40,29%, pelatihan kurikulum 2013 sebesar 24,44%, dan yang terakhir mengenai sarana dan prasarana sebesar 15,72%. Penelitian juga mendapatkan persentase hambatan yang beragam setelah melakukan wawancara terhadap 15 responden dengan pendekatan kualitatif seperti belum adanya buku produktif dengan persentase 0%, penggunaan dana bos yang relatif cukup dengan persentase 73,33%, pendapat perlunya kurikulum di SMK sebesar 40%menyatakan perlu dan 60% menyatakan belum, faktoryang paling menhambat dianggap sistem penilaian karena mempunyai persentase paling tinggi sebesar 60%, dan pelatihan guru yang belum merata karena hanya 66,67% yang sudah mendapat pelatihan guru untuk kurikulum 2013