MANAJEMEN PENGALAMAN GEGAR BUDAYA TERBALI MAHASISWA INDONESIA DI LUAR NEGERI : Studi Kasus pada Komunitas Mata Garuda Jawa Barat

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses manajemen pengalaman gegar budaya terbalik mahasiswa Indonesia di luar negeri serta perubahan nilai dan persepsi yang terjadi pada anggota komunitas Mata Garuda Jawa Barat. Penelitian ini penting dilakukan karena gejala gegar budaya terbalik yang kerap kali tidak diduga oleh perantau. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori Kurva-W yang digagas oleh Gullahorn dan Gullahorn (1960). Subjek penelitian ini merupakan anggota Komunitas Mata Garuda Jawa Barat, yang juga merupakan alumni penerima beasiswa LPDP. Data penelitian diperoleh melalui kegiatan wawancara dan observasi. Analisis dan reduksi data dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mahasiswa Indonesia mengalami pengalaman gegar budaya terbalik serta perubahan nilai dan persepsi setelah menempuh studi di luar negeri. Perubahan nilai tersebut meliputi perubahan mahasiswa Indonesia menjadi lebih individualis serta feminis, serta hubungan jarak kekuasaan yang informal. Perubahan nilai tersebut dilandasi oleh faktor lingkungan serta faktor pendidikan. Sementara perubahan persepsi yang terjadi terhadap kebudayaan Indonesia dilandasi kepada perbandingan yang dilakukan oleh subjek setelah pulang ke tanah air. Selanjutnya, pengalaman gegar budaya terbalik yang dirasakan oleh para anggota komunitas Mata Garuda Jawa Barat terdiri dari hambatan sosial dan fisik. Sementara manajemen pengalaman gegar budaya terbalik yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia ialah dengan pendekatan akomodasi, kompetisi, dan kompromi. Kata kunci : Gegar Budaya Terbalik, Teori Kurva-W, Perubahan Nilai Budaya, Mahasiswa Indonesia ABSTRACT This research was conducted to find out how the management process of reverse culture shock of abroad Indonesian students as well as changes in values and perceptions that occurred in members of the Mata Garuda West Java community. This research is important because of the symptoms of reverse culture shock that are often unexpected by migrants. The theory used in this study is the W-Curve theory initiated by Gullahorn and Gullahorn (1960). The subject of this study is members of the Mata Garuda community in West Java, who is also recipients of the LPDP scholarship. Research data was obtained through interviews and observations. Data analysis is done through a qualitative approach with a case study method. The results shows that Indonesian students experienced reverse culture shock experiences and changes in their values and perceptions after studying abroad. These changes in values including changes in Indonesian students have become more individualistic and feminist, as well as informal power distance relations. Changes in values are based on environmental factors and educational factors. While changes in perception that occur in Indonesian culture are based on comparisons made by the subjects after returning home. Furthermore, the experience of reverse culture shock felt by members of the Mata Garuda West Java community consisted of social and physical barriers. While the management of reverse culture shock experience of Indonesian students is by the approach of accommodation, competition, and compromise. Keywords : Reverse Cultural Shock, W-Curve Theory, Changes in Cultural Values, Indonesian Student