STRATEGI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL (Penelitian Pada Rizal Effendi Wali Kota Balikpapan)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti akan komunikasi kepemimpinan yang dilakukan oleh Rizal Effendi selaku wali kota Balikpapan, dalam memimpin masyarakat kota Balikpapan yang bercirikan multikultural. Pada tahun 2011 masyarakat kota Balikpapan terbagi atas beberapa suku, diantaranya 29,76% suku Jawa, 16, 76% rumpun Tionghoa, 14,44% suku Bugis, 12,19% suku Banjar, 10,43% suku Kutai, 6,81% suku Batak. 2,08% suku Aceh, 1,08% suku Gayo, dan 0,06% suku Gorontalo. Keberagaman masyarakat juga terlihat dari agama Dengan keberagaman tersebut sempat memicu konflik antar suku dikota Balikpapan yang terjadi pada tahun 2011. Bukanlah hal mudah bagi seorang pemimpin untuk memimpin suatu wilayah yang memiliki keberagaman yang tinggi, tetapi selama masa kepemimpinannya Rizal Effendi berhasil menjadikan kota Balikpapan sebagai kota yang berprestasi dalam berbagai sektor, baik tingkat nasional maupun internasional. Sebanyak 116 penghargaan berhasil diraih kota Balikpapan selama lima tahun terahir. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah komunikasi kepemimpinan Rizal Effendi pada masyarakat multikultural kota Balikpapan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana dalam perolehan datanya peneliti menentukan subjek dan informan yang akan diwawancarai. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu Rizal Effendi sendiri sebagai subjek kunci dan Yudi Dwi Harianto yang menjabat sebagai ajudan Rizal Effendi dipilih sebagai informan pendukung. Lokasi penelitian ini di kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Teknik utaman pengumpulan data adalah wawancara kemudian didukung dengan data dokumentasi. Dan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yang mana analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi kepemimpinan yang dijalankan Rizal Effendi menggunakan beberapa media, seperti media sosial, media massa lokal, bahkan media tatap muka. penggunaan media ini agar dapat memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berpartisipasi menyampaikan saran, pendapat bahkan kritik langsung kepada wali kota. Dalam berkomunikasi langsung dengan masyarakat baik saat menyampaikan kebijakan, menyelesaikan konflik, ataupun membangun kedekatan dengan masyarakat Rizal Effendi memperhatikan latar belakang suku komunikannya terlebih dahulu, agar ada penyesuaian dalam gaya bahasa sehingga dapat memangun rasa kedekatan secara personal. Keterbukaan arus komunikasi ini membuat masyarakat menjadi kooperatif dengan pemerintah dan bertolak belakang dengan pendapat bahwa sulitnya suatu lembaga mengatur masyarakat yang memiliki ciri multikultural karena adanya ingroup felling. Hal yang diperhatikan dalam membuat kebijakan adalah sifat adil dan kesesuaian kebijakan dengan masyarakat. Beberapa pihak juga diikutkan baik dalam internal pemerintahan maupun ekternal pemerintahan seperti lembaga keagamaan, LSM, LSO, lembaga kedaerahan atau paguyuban. Hal ini dikarenakan agar kebijakan yang dibuat dinilai benar-benar ideal dengan kondisi masyarakat. Dan untuk menyelesaikan konflik yang ada, Rizal Effendi menggunakan cara musyawarah dibantu dengan jajarannya