ANALISIS LENDUTAN, MOMEN DAN KEBUTUHAN TULANGAN PADA PERKERASAN KAKU DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Perkerasan kaku banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah. Sehingga dapat menjadi solusi dalam menangani tanah dasar yang bermasalah. Namun jika beban, tebal dan mutu beton tidak diperhitungkan dengan tepat, dapat menghasilkan lendutan yang besar, yang menyebabkan cracking, serta pumping pada perkerasan,maka perkerasan akan mengalami gaya-gaya dalam sehingga perlu diperkuat dengan tulangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat grafik hubungan lendutan, momen dan kebutuhan tulangan pada berbagai variasi untuk mempermudah dalam perencanaan kebutuhan tulangan perkerasan. Output lendutan maksimum digunakan untuk mengetahui lendutan yang terjadi. Sedangkan momen yang bekerja untuk menganalisis jumlah kebutuhan tulangan yang optimum yang diperlukan dalam perkerasan kaku. Penelitian ini menggunakan model pelat berukuran 6x3 m dengan ketebalan 15,20, 25, 30 dan 35 cm dengan pembebanan 8,10 dan 12 ton serta dengan mutu beton K250, K300 dan K350 pada CBR 5%-30% menggunakan pembebanan tengah dan tepi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai lendutan maksimum terbesar pada semua variasi pada beban tengah dan tepi secara berurutan sebesar 1,0981 mm dan 2,300 mm. Perbedaan posisi pembebanan memberikan prosentase penurunan sebesar 38%-52%. Besarnya nilai lendutan berbanding terbalik terhadap tebal, mutu beton dan CBR , namun berbanding lurus dengan beban. Momen tepi lebih besar dari pada momen tengah rata-rata sebesar 38,1% . Besarnya nilai momen berbanding lurus terhadap beban, tebal dan mutu beton, namun berbanding terbalik dengan CBR. Besarnya kebutuhan tulangan berbanding lurus terhadap beban dan mutu beton, namun berbanding terbalik dengan CBR dan tebal pelat. Pada kasus overload pada ruas Jln Blora Kunduran beban maksimum yang mampu dilayani sebesar MST 14 ton dengan kebutuhan tulangan sebesar 459,238 mm2. Kata Kunci: Perkerasan Kaku, Lendutan, Momen, Kebutuhan Tulangan