Kualitas Visual dan Fungsional Seashore Paspalum (Paspalum vaginatum) Nativ Indonesia dengan Campuran Pasir pada Vertisols

Rumput sering disebut gulma, namun jika dibudidayakan akan menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu yang berpotensi adalah Seashore paspalum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas visual dan fungsional Seashore paspalum nativ Indonesia dengan campuran pasir. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2016-April 2017 di Vertisols Desa Kesongo, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Fakultas Pertanian UNS, disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor perlakuan yaitu varietas dan kultivar asal (P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, P11, P12, P13, P14 dan P15) dan media tanam (T0 dan T1). Variabel yang diamati antara lain kualitas visual (kerapatan tiller, warna, tekstur daun, keseragaman) dan kualitas fungsional (lama penutupan lahan, daya recovery, berat kering kliping rumput, panjang akar, berat kering akar). Data dianalisis menggunakan analisis ragam taraf 5% jika terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Faktor yang hanya memiliki 2 perlakuan menggunakan uji-T independent samples. Varietas asal memberikan pengaruh nyata terhadap kerapatan tiller, lebar daun, keseragaman, lama penutupan lahan dan daya recovery. Penilaian kualitas visual dan fungsional Seashore paspalum yang paling baik pada Vertisols tanpa campuran pasir (T0) adalah varietas asal Siak, sedangkan pada Vertisols dengan campuran pasir (T1) adalah varietas asal Rumbei