PERAN PSIKOTERAPI SUPORTIF TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN SERTA KUALITAS HIDUP PASIEN KOLITIS ULSERATIF DENGAN KAJIAN PADA SITOKIN PROINFLAMASI TUMOR NECROSIS FACTOR - α, INTERLEUKIN - 1β DAN INTERLEUKIN – 6

ABSTRAK PERAN PSIKOTERAPI SUPORTIF TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN SERTA KUALITAS HIDUP PASIEN KOLITIS ULSERATIF DENGAN KAJIAN PADA SITOKIN PROINFLAMASI TUMOR NECROSIS FACTOR - α, INTERLEUKIN - 1β DAN INTERLEUKIN – 6 Kolitis ulseratif (KU) adalah suatu kondisi peradangan kronis mukosa kolon yang berkesinambungan tanpa granuloma pada biopsi, mengenai rektum dan bagian kolon lain tanpa disela oleh jaringan sehat dan ditandai dengan kekambuhan dan remisi Pasien KU, karena sifat penyakitnya yang kronis, dan sangat mengganggu aktivitas sehari hari, cenderung mengalami depresi dan emosi yang labil. Beberapa peneliti berpendapat, keadaan depresi, emosi dan kepribadian yang labil, mempunyai pengaruh jelek terhadap penyakit yang dideritanya. Pasien KU dalam keadaan depresi dan emosi yang labil, cenderung mudah kambuh dan bila kambuh akan menunjukkan gejala klinis penyakit yang lebih berat. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan hidup pasien, sehingga menurunkan kualitas hidupnya. Tidak jarang pasien jatuh dalam keadaan depresi, dan depresi ini akan memperberat penyakit KU yang sudah dideritanya. Begitu terus sehingga merupakan lingkaran setan. Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa psikoterapi suportif sebagai salah satu metode psikoneuroimunologi, menurunkan tingkat keparahan pasien kolitis ulseratif, menurunkan sitokin proinflamasi dan meningkatkan kualitas hidup. Enam puluh pasien KU sebagai subyek penelitian, 30 subyek kelompok kontrol (K) dan 30 subyek kelompok perlakuan (T) masing-masing kelompok mendapat terapi standar Mesalazine 500 mg 2x2 tablet. Kelompok T mendapat psikoterapi suportif sebanyak 4 kali pertemuan selain terapi standar. Masing-masing kelompok dievaluasi tingkat keparahan secara klinis, secara kolonoskopi, diperiksa sitokin proinflamasi (TNF-α, IL-1β dan IL-6) dan mengisi kuesioner kualitas hidup pada awal dan akhir penelitian. Hasil dari kelompok K dibandingkan dengan hasil kelompok T, dianalisis secara statistik. Hasil: tingkat keparahan penyakit secara klinis maupun secara kolonoskopi tidak berbeda bermakna antara kelompok K dan kelompok T. Penurunan sitokin proinflamasi baik TNF-α, IL-1β, maupun IL-6 juga tidak berbeda bermakna. Peningkatan kualitas hidup berbeda bermakna untuk domain 1 domain 2, dan domain 3, sedangkan untuk domain 4 tidak didapati perbedaan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa psikoterapi suportif bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup tetapi apakah juga mempengaruhi perjalanan penyakitnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Kata kunci: Kolitis ulseratif, kolonoskopi, kualitas hidup, psikoterapi suportif, psikoneuroimunologi