BUDIDAYA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) MENGGUNAKAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK DAN MULSA DAUN JATI

Cabai rawit adalah salah satu komoditas sayuran yang termasuk prospektif karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Kegunaannya yang beragam menjadikan cabai menjadi salah satu komoditas penting di kehidupan manusia. Penggunaan mulsa dalam budidaya cabai rawit sudah sering diterapkan oleh kebanyakan petani. Fungsi mulsa adalah untuk menutupi tanah sehingga didapat kondisi optimal untuk pertumbuhan tanaman. Hasil budidaya cabai rawit menunjukan penggunaan mulsa plastik hitam perak memiliki pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun yang kurang dibanding mulsa daun jati akan tetapi memiliki keungulan berupa waktu berbunga, jumlah buah dan berat buah yang lebih baik dari pada mulsa daun jati dengan data tinggi tanaman 87,9 cm banding 103,5 cm, jumlah daun 59,8 helai banding 70 helai, waktu berbunga umur 6 MST banding 7 MST, jumlah buah 44 buah banding 41 buah, serta berat buah 23 Kg banding 20 Kg. Berdasarkan hasil analisis usahatani menunjukan penggunaan mulsa plastik hitam perak lebih menguntungkan dari pada mulsa daun jati dengan biaya total sebesar Rp.379.250,- banding Rp.351.750,-, penerimaan sebesar Rp.460.000,- banding Rp. 400.000,-, pendapatan sebesar Rp.80.750,- banding Rp.48.250,-, R/C ratio sebesar 1,21 banding 1,14 dan BEP produksi sebesar 15,93 Kg banding 14,93 Kg serta BEP penjualan sebesar Rp.319.298,- banding Rp.295.833,-