PROBLEMATIKA HUKUM TERHADAP KASUS NIKAH SIRI DI PROVINSI BENGKULU

Banyak perkawinan yang dilangsungkan di tengah masyarakat tidak berlandaskan kepada Undang-undang Perkawinan, melainkan berdasarkan ketentuan kelembagaan agama masing-masing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis serta memahami faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi nikah siri di Provinsi Bengkulu dan untuk mengetahui dan menganalisis serta memahami problematika hukum apakah yang terjadi akibat nikah siri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa Faktor penyebab terjadinya nikah siri terdiri dari faktor yuridis dimana terjadinya pernikahan siri adalah belum adanya sanksi tegas terhadap pelaksanaan nikah siri dimana secara agama pernikahan siri merupakan hal yang tidak di larang akan tetapi secara hukum positif larangan tegas terhadap pernikahan siri tersebut belumlah ada, faktor sosial yang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan siri, dimana faktor sosial yang mencakup lingkungan dan pola pikir serta pandangan masyarakat ikut mempengaruhi terjadinya suatu perbuatan. Faktor sosial dalam hal ini lingkungan keluarga dan masyarakat yang masih menganggap pernikahan siri bukanlah suatu perbuatan pidana akan tetapi lebih kepada menjalankan syariat, membuat pernikahan siri masih tetap dilaksanakan serta faktor ekonomi juga menjadi penyebab utama terjadinya pernikahan siri, dimana masih banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk pernikahan secara resmi dan tercatat dan kebiasaan diadakannya pesta pernikahan masih membuat sebagian golongan masyarakat untuk tetap melaksanakan pernikahan siri demi menghemat anggaran biaya; Problematika hukum yang dihadapi oleh suami isteri dan anak sebagai akibat nikah siri lebih kepada permasalahan hukum harta warisan, gono gini dan hak anak serta status anak yang berisiko tidak diakui oleh ayahnya, selain itu problematika nikah siri lainnya adalah perkawinan siri yang dianggap gampang membuat pasangan dengan mudahnya menikah dan bercerai dan akibatnya mereka tidak bisa lagi mengendalikan penyebaran penyakit kelamin, AID dan HIV