MAKNA PESAN SOSIAL DALAM FILM OMNIBUS KARYA SALMAN ARISTO (Studi Analisis Semiotik Dalam Film Jakarta Maghrib)

Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan film di Indonesia saat ini telah banyak mengalami peningkatan yang sangat drastis kemajuan dalam segala bidang. Baik dari segi cerita, karakteristik pemain sampai efek dan sarana pendukung lainnya. Pandangan masyarakat sendiri, kini film tidak lagi sebagai media hiburan yang hanya menyajikan tontonan cerita, lebih dari itu, film sekarang sudah berkembang jauh dari pada sebelum-sebelumnya. Film sudah menjadi sebuah media yang efektif, apabila disalah gunakan maka akan fatal akibatnya. Karena film mempunyai pesan khusus untuk merepresentasikan pesan-pesan moral, kemanusiaan, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Film ini mempunyai alur cerita yang kompleks dengan scene yang berkesinambungan sehingga ritme yang di hasilkan naik turun. Dimana segala paradox bertubrukan dalam satu bidang yang sama. Dari rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pesan yang disampaikan dalam film Jakarta Maghrib dan untuk memperoleh pesan sosial yang ada dalam Film “Jakarta Maghrib”. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik), sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Film berperan penting sebagai industri hiburan yang sangat digemari oleh masyarakat luas. Genre adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan teks-teks media ke dalam kelompok-kelompok tertentu dengan karakteristik sejenis. Ada banyak fungsi dari film salah satunya sebagai duta dalam pergaulan antar bangsa. Film merupakan karya cipta manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan, sebagai media informasi maupun edukasi. Sifat pesan dalam film ada 2 yaitu verbal dan nonverbal. Definisi konsep dari penelitian ini adalah : Makna, Tanda, Pesan, Sosial, Simbol, dan Mitos. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda. Tanda menurut Pierce (Fiske, 2012:76-77) bagi Saussure, adalah sebuah objek fisik yang memiliki makna; atau kalau dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Signifier atau penanda adalah gambaran fisik nyata dari tanda ketika kita menerimanya-coretan pada kertas atau suara di udara; signified atau petanda adalah konsep mental yang mengacu pada gambaran fisik nyata dari tanda. Berdasarkan semiotika yang dikembangkan Saussure, Barthes tumbuh dan kemudian mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat yang disebutnya sistem denotasi dan sitem konotasi. Inti teori Barthes adalah ide tentang dua tatanan signifikasi (orders of signification), yaitu : Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis semiotik milik Rolland Barthes dengan tipe pendekatan kualitatif – interpretatif. Ruang lingkup penelitian ini yaitu makna pesan sosial pada film Jakarta Maghrib. Sumber data yang digunakan ialah sumber data primer yang berupa seluruh reka adegan yang terdapat pesan sosial dan data sekunder berupa buku-buku ilmiah, jurnal, maupun internet. Teknik analisis data dengan metode analisis semiotika milik Rolland Barthes yang mencakup pembahasan tentang denotasi (makna sesungguhnya), konotasi (makna kiasan), dan mitos. Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan analisis data pada film Jakarta Maghrib, maka dapat disimpulkan bahwa pesan sosial yang mempunyai nilai moral lebih terlihat di seluruh scene dalam segmen yang terdapat di film Jakarta Maghrib. Nilai moral disebutkan adalah nilai yang tetang baik buruknya perbuatan manusia berdasarkan nilai – nilai sosial yang bersifat universal. Nilai – nilai moral ini akan berlaku secara umum, maupun setiap masyarakat memiliki tata nilai yang berbeda – beda. Namun demikian, dalam penerapannya mungkin saja memiliki perbedaan, yang merupakan karakteristik khas dari corak budaya masyarakat tertentu. Selain nilai moral ada juga nilai vital, nilai religius, nilai material, dan nilai spiritual. Makna pesan sosial dengan nilai moral sangat banyak terdapat seluruh scene dalam film Jakarta Maghrib. Peneliti sangat berharap untuk masyarakat/khalayak agar lebih mengerti dan selektif lagi untuk memilah-milah film yang akan di tonton. Adanya makna didalam sebuah tanda pada film dapat mempengaruhi, untuk itu masyarakat agar mengantisipasi efek yang ditimbulkan