Pembingkaian peristiwa penangkapan ketua mahkamah konstitusi akil mochtar pada surat kabar kompas dan media indonesia: studi analisis framing entman

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pembingkaian peristiwa penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dalam kasus dugaan korupsi pada berita utama surat kabar Kompas dan Media Indonesia. Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan sifat deskriptif. Metode penelitian menggunakan analisis isi teks media yang diaplikasikan melalui analisis framing. Unit analisis terdiri atas 6 berita utama yang masing-masing dibagi atas 3 berita utama di Kompas dan Media Indonesia pada edisi 4, 5, dan 7 Oktober 2013. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pusposive sampling. Teknik analisis data dilakukan melalui analisis framing Entman yang terdiri atas mendefinisikan masalah, memperkirakan penyebab masalah, membuat keputusan moral, dan menekankan penyelesaian. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kompas mendefinisikan peritiwa Akil sebagai permasalahan kenegaraan yang melibatkan perangkat kenegaraan lainnya untuk turut serta. Sedangkan Media Indonesia mendefinisikan masalah kasus akil sebagai permasalahan MK yang berdampak pada rakyat dan pelaksanaan demokrasi sehingga MK harus membenahi dirinya sendiri untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Perkiraan masalah pada peristiwa penangkapan Akil Mochtar di Kompas dan Media Indonesia menunjukkan sosok Akil sebagai sumber permasalahan yang diperkirakan melibatkan pihak-pihak dalam internal MK. Keputusan moral peristiwa penangkapan Akil Mochtar dibingkai Kompas sebagai permasalahan moral koruptor dan berdampak pada buruknya penilaian pada MK, sedangkan Media Indonesia membuat keputusan moral kasus Akil sebagai bentuk kesalahan Akil yang menunjukan kebobrokan MK. Penekanan penyelesaian pada peristiwa penangkapan Akil Mochtar dibingkai Kompas melalui upaya perbaikan sistem peradilan MK, hukuman berat, dan pengawasan internal, sedangkan Media Indonesia memaknai bahwa pengawasan pada MK harus dilakukan oleh pihak lain di luar MK melalui pengawasan KY dan pemberian hukuman berat. Kesimpulan yang didapat menunjukan bahwa ada beberapa perbedaan pandangan yang disajikan Kompas dan Media Indonesia dalam membingkai peristiwa penangkapan Akil, meskipun Akil Mochtar tetap menjadi sentral pemberitaan