Strategi manajemen konflik pada mahasiswa etnis non papua dengan etnis papua dalam hubungan pertemanan (studi kasus mahasiswa surya university gading serpong Tangerang)

Peneltian ini berjudul “Strategi Manajemen Konflik pada Mahasiswa Etnis non Papua dengan Etnis Papua Dalam hubungan Pertemanan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi manajemen konflik yang dipilih oleh mahasiswa etnis non Papua dengan etnis Papua dan untuk mengetahui alasan mengapa strategi manajemen konflik tersebut lebih dominan dipilih dalam hubungan pertemanan etnis non Papua dengan etnis Papua. Penelitian ini menggunakan teori face negotiation. Teori yang dikemukakan oleh Ting-Toomey ini menjelaskan bahwa teori yang eksplisit mengakui bahwa orang dari budaya yang berbeda memiliki bermacam pemikiran mengenai “muka” orang lain. Selain itu identitas diri dan manajemen konflik dimediasi oleh muka dan budaya. Melihat hal tersebut, konflik adalah sesuatu yang relevan terjadi dikarenakan sifat hubungan yang tidak bersifat linear dan selalu ada perubahan. Melihat hal tersebut, manajemen konflik serta komunikasi dianggap penting untuk mengelola dan menegosiasikan kontradiksi-kontadiksi yang ada dalam hubungan pertemanan beda budaya melihat persepsi dan latar belakang budaya setiap orang berbeda. Hal ini pula yang hadir dalam hubungan pertemanan etnis non Papua dengan etnis Papua. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan yakni studi kasus yang berfokus pada konflik yang terjadi dalam hubungan pertemanan beda budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hubungan pertemanan beda budaya, cenderung memiliki latar belakang budaya yang berbeda dan kemudian membentuk sebuah identitas diri dalam hubungan pertemanan. Hambatan bahasa dan dialek menjadi salah satu faktor yang muncul dan memicu konflik. Dalam menghadapi konflik yang berkaitan dengan perbedaan budaya dalam hubungan pertemanan, beberapa startegi manajemen konflik yang diputuskan oleh para pelakunya antara lain, avoiding(menghindar), compromising( berkompromi), dan obliging(mengalah)