Analisis Kinerja Pegawai Bidang Aset Daerah Di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang (Studi Kasus Dalam Pengelolaan dan Penyelesaian Tumpang Tindih Atas Kepemilikan Aset Daerah Antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten Bintan Serta Terhadap Aset Daerah Yang Berpindah Menjadi Milik Swasta)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan memahami kinerja Pegawai Bidang Aset Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan dan penyelesaian tumpang tindih atas kepemilikan aset daerah antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten Bintan serta terhadap aset daerah yang berpindah menjadi milik swasta, dan menganalisis faktor yang menghambat kinerja Pegawai Bidang Aset Daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep 4 ( empat) indikator kinerja dalam buku istijanto (2006:187) yang berjudul Riset Sumber Daya Manusia, yakni: kualitas kerja pegawai, tanggung jawab, motivasi kerja dan inisiatif. Dengan menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data melalui, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kinerja Pegawai Bidang Aset Daerah Di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan dan penyelesaian tumpang tindih kepemilikan aset daerah antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten Bintan serta terhadap aset daerah yang berpindah menjadi milik swasta belum dilaksanakan dengan baik dan optimal, dimana kualitas kerja Pegawai Bidang Aset Daerah yang kurang optimal, belum mempunyai tanggungjawab dan keseriusan dalam pekerjaan, dan tidak ada inisiatif kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Faktor yang menghambat kinerja Pegawai Bidang Aset Daerah Di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang dalam pengelolaan dan penyelesaian tumpang tindih atas kepemilikan aset daerah antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Kabupaten Bintan serta terhadap aset daerah yang berpindah menjadi milik swasta, yakni: faktor individu Pegawai Bidang Aset Daerah kurang memanajemen waktu dalam pelaksanaan pekerjaan, serta faktor lingkungan organisasi, yakni: terjadinya penundaan penyerahan aset daerah oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, juga belum ada pembahasan lebih lanjut antara Pemerintah Kabupaten Bintan dan Pemerintah Kola Tanjung pinang, sehingga permasalahan tumpah tindih bel urn terselesaikan sampai saat in