Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah menurut Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Pemahaman orang tentang term Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah tampaknya masih berbeda-beda. Ada yang cenderung memahaminya secara sempit dan ketat, tapi ada juga yang cenderung memahaminya secara luas dan longgar. Dalam konteks itu, selama ini, belum ada kajian yang relatif lebih lengkap tentang bagaimana pemahaman Syekh Muhammad Arsyad terhadap term Ahl al-Sunnoh wa al- amahh. Apakah pemahamannya cenderung mengacu kepada satu firqah Asy'ariyah saja yang menjadi acuan praktik akidah kebanyakan ulama Sunnt? Ataukah pemahamannya cenderung kepada aliran Asy'ariyah sekaligus aliran Maturidyah (Samarkand dan Bukhara), bahkan juga aliran Salafiyah? Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui posisi pandangan Al-Banjari tentang Ahl al-Sunnah wo al-Jama'ah di antara berbagai pahamulama Sunnr. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pandangan Al-Banjarl tentang Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah ternyata cukup luas dan eklektif. AlBanjart tidak hanya merujuk pendapat Imam Abu Hasan al-Asy'ari, sebagai pemimpin aliran Asy'ar-ryah, tetapi juga mengutip pendapat alBazdawr sebagai pelopor aliran BazdawTyah (Maturiddyah Bukhara). Paham Al-Banjari dalam kitabnya Tullfat al-Rdgibtn, ternyata lebih banyak mempunyai kesamaan dengan paham al-BazdawT dalam kitabnya Usul al-Din Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, Al-Banjari juga memakai pendapat Ahmad ibn Hanbal dalam mengkritik aliran Musyabbihah. Oleh karena itu, tidak bisa diragukan lagi bahwa Al-Banjari berwawasan cukup luas, eklektil dan moderat dalam memahami ajaran Ahl al-Sunnah wa al-Jamd'ah. Pemahaman seperti ini tampaknya tetap relevan dengan konteks sekarang ini