ANALISIS PIDATO BUNG KARNO SEBAGAI ALTERNATIF PENULISAN BAHAN PEMBELAJARAN BERPIDATO BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR

Berpidato merupakan hal yang sangat menyulitkan ketika siswa tersebut belum terbiasa berbicara di depam umum. Banyak siswa yang fobia dengan kata pidato bahkan lebih baik menghindari kata itu (pidato) daripada melawan rasa takut itu. Inilah masalah dari kebanyakan siswa yang enggan berpidato. Tapi, sekiranya siswa itu tahu pidato itu banyak manfaatnya dan bahkan bisa mengguncangkan dunia. Untuk membuat siswa memiliki kemampuan berpidato yang baik dengan penggunaan intonasi, pelafalan dan ekspresi yang benar dibutuhkan bahan ajar yang bisa mendukung semangat belajar. Berdasarkan tinjauan kurikulum di kelas VI SD terdapat standar kompetensi Bahasa Indonesia yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi. Bung Karno merupakan bapak proklamator Bangsa Indonesia yang diingat oleh negara lain karena jasanya, bahkan dikagumi karena pidatonya yang sangat heroik dan bisa menghipnotis pendengarnya. Untuk memahami seberapa hebat pidato Bung Karno kita perlu menggunakan metode analisis isi atau (content analysis). Dari hasil analisis ini secara umum unsur-unsur atau sistematika pidato Bung Karno terdiri atas: Pendahuluan (salam pembuka, penghormatan, penyampaian terimakasih, maksud dan tujuan), Materi (pendekatan awal, pertanyaan atau mengemukakan inti masalah, pembahasan), dan penutup (kesimpulan, himbauan). Dari 10 pidato yang telah dianalisis hanya beberapa pidato saja yang semua unsur-unsur pidatonya digunakan dengan lengkap. Tapi itu tidak membuat kualitas pidato itu menurun, bahkan pidato Bung Karno banyak digemari oleh banyak orang karena kualitas tulisannya dan intonasi saat pelafalan yang sangat menarik bahkan menghipnotis para pendengarnya. Hasil analisis isi pidato Bung Karno ini layak dapat dibuat bahan pembelajaran berpidato bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar, karena secara isi sudah sesuai dengan tinjauan kurikulum baik berdasarkan standar kompetensi maupun kompetensi dasar